Tak cukup dengan itu, perusahaan juga diajak untuk saling bekerja sama—terutama merek besar yang punya lebih banyak sumber daya—dalam membantu pemasok kecil di rantai pasok agar bisa beralih dari batu bara ke energi yang lebih efisien dan terbarukan.
Equity atau keadilan menjadi poin penting lainnya. Perusahaan disarankan untuk mendukung pemasok dalam pembiayaan upaya dekarbonisasi, misalnya lewat pinjaman dengan bunga ringan, pendanaan yang tidak perlu dikembalikan, hingga komitmen kontrak jangka panjang. Semua itu dimaksudkan agar pemasok tidak menanggung beban perubahan sendirian.
Adaptasi terhadap krisis iklim juga menjadi sorotan. Stand menekankan perlunya pendekatan berbasis lokasi yang lebih manusiawi, termasuk upaya melindungi pekerja dari dampak kerusakan iklim yang sudah terjadi.
Di sisi lain, di pusat-pusat manufaktur, Stand mendorong kolaborasi yang lebih aktif dalam mengadvokasi kebijakan dan pembangunan infrastruktur yang mendukung penggunaan energi terbarukan oleh para pemasok.
Tak kalah penting, perusahaan juga diminta menyiapkan strategi untuk meninggalkan bahan-bahan sintetis seperti poliester daur ulang, yang menurut laporan ini hanyalah solusi semu. Dan terakhir, sektor transportasi pun tak luput dari perhatian—dengan seruan untuk menetapkan target emisi dan merancang sistem pengiriman yang lebih lambat namun rendah polusi.
Lewat tujuh langkah ini, Stand.earth berharap industri fesyen tak hanya bersolek hijau, tetapi juga benar-benar melangkah ke arah perubahan yang adil dan berkelanjutan.