4. Rencana Studi yang Strategis dan Terukur
Rencana akademiknya di Harvard juga telah dirancang dengan matang. Pada semester pertama, ia akan fokus mengenal sistem dan budaya kampus, serta aktif dalam kegiatan akademik dan non-akademik.
Pada semester kedua, Mutiara menyebut jika dirinya berkomitmen mendalami isu ketimpangan pendidikan dan meneliti solusi kebijakan untuk mengatasinya.
5. Peta Hidup Jangka Panjang yang Jelas hingga Tahun 2040
Mutiara menyusun "Life Grand Map" dengan target waktu jangka panjang:
2025–2030: Aktif bekerja sama dengan pembuat kebijakan, NGO, dan masyarakat sipil.
2030–2035: Mengajar dan membina calon pemimpin di bidang pendidikan.
2035–2040: Mendirikan NGO yang fokus pada pemerataan pendidikan.
2040 dan seterusnya: Menjaga kesinambungan dampak melalui riset, advokasi, dan pengajaran.
Baca Juga: Dulu Meninggalkan, PKS Siap Gandeng Anies Lagi: Dia Tokoh Indonesia, Saudara Kita, Saudara PKS
Ini mencerminkan bahwa visi Mutiara tidak berhenti pada gelar, tetapi berlanjut menjadi kontribusi nyata.
6. Tidak Menjual Nama Besar, tetapi Memaksimalkan Potensi Diri
Di tengah tren anak-anak pejabat yang kerap memanfaatkan pengaruh keluarga untuk meniti karier, Mutiara justru menunjukkan arah berbeda.
Ia membuktikan bahwa kemampuan personal, etos kerja, dan integritas dapat membawa seseorang ke puncak tertinggi, bahkan tanpa menonjolkan latar belakang keluarganya.
Filosofi hidupnya pun mencerminkan nilai tersebut, “Saya memilih filosofi bahwa menyalakan lilin lebih baik daripada mengutuk kegelapan.”
7. Komitmen Nyata bagi Pendidikan yang Adil di Indonesia