Seorang netizen Indonesia dengan akun @car**** juga membenarkan posisi sang guru.
“Wajar nggak sih dia marah? Ya kalau orang Indonesia juga pasti marah lah kalau anak-anaknya pakai bahasa lain di pelajaran resmi. Itu soal pelestarian,” tambah dia.
Bahkan ada yang membagikan pengalamannya sendiri di kolom komentar.
“HELP!! THIS IS REAL Pening baca karangan murid full dengan Bahasa Indonesia,” tulis @Eyn****.
Konten Digital dan Tantangan Bahasa di Era Global
Fenomena ini menggambarkan tantangan nyata di dunia pendidikan di era digital. Di satu sisi, keterbukaan informasi dan akses ke konten luar negeri memberi wawasan dan hiburan yang luas bagi anak-anak.
Namun di sisi lain, tanpa bimbingan yang tepat, hal ini dapat mengaburkan batas-batas identitas bahasa dan budaya mereka. Sebagai negara serumpun, Malaysia dan Indonesia memang memiliki bahasa yang mirip.
Namun, masing-masing memiliki kaidah dan struktur yang berbeda, terutama dalam konteks pendidikan formal. Ketika siswa Malaysia terbiasa menyerap istilah dalam Bahasa Indonesia dari sinetron, drama, TikTok, atau YouTube, mereka bisa saja menggunakannya tanpa sadar dalam konteks yang tidak sesuai.
Baca Juga: Bukan Cuma Pemain Indonesia, Andalan Malaysia Juga Pernah Bertanding Lawan Mendiang Diogo Jota