5 Fakta dan Hasil Demo Pati: Gas Air Mata, Korban Luka, hingga Bupati Sudewo Tolak Mundur

Kamis, 14 Agustus 2025 | 10:16 WIB
5 Fakta dan Hasil Demo Pati: Gas Air Mata, Korban Luka, hingga Bupati Sudewo Tolak Mundur
Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). [ANTARA FOTO/Aji Styawan/tom]

Suara.com - Demonstrasi besar-besaran berlangsung Pati, Jawa Tengah, pada Rabu, 13 Agustus 2025. Aksi ini dipicu oleh keputusan Bupati Pati Sudewo yang menaikkan PBB-P2 hingga 250 persen.

Meski rencana kenaikan tersebut telah dibatalkan, kemarahan warga telanjur memuncak. Ribuan orang tetap memadati area Kantor Bupati Pati untuk menyuarakan kekecewaan mereka.

Di tengah lautan massa, Bupati Sudewo sempat muncul di atas kendaraan taktis Brimob dan menyampaikan permintaan maaf kepada warga.

Berikut rangkuman sejumlah fakta dan hasil dari demonstrasi Pati yang menuntut Bupati Sudewo mundur dari jabatannya.

1. Berakhir Ricuh, Polisi Tembak Gas Air Mata

Demonstrasi Kabupaten Pati awalnya dipicu oleh kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang mencapai 250 persen.

Meski kebijakan tersebut telah resmi dibatalkan, amarah warga terlanjur membara. Ribuan orang tetap berdemo mendesak Bupati Sudewo untuk mundur.

Suasana memanas hingga berujung ricuh. Mobil polisi dibakar, sementara massa melemparkan plastik berisi air ke gedung pemerintahan.

Akhirnya, polisi yang berjaga menembakkan gas air mata untuk memukul mundur para demonstran dan mengendalikan situasi yang tak terkendali.

Baca Juga: Syarat Pemakzulan Bupati, Bagaimana Prosedurnya?

2. Puluhan Korban Luka Berjatuhan

Data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pati mencatat ada 64 korban luka akibat kericuhan yang terjadi di tengah demo Pati.

Plt Kepala Dinkes, Lucky Pratugas Nasrimo merinci penanganan para korban. RSUD RAA Soewondo menjadi rumah sakit dengan jumlah pasien terbanyak, yakni 40 orang.

Empat korban dirawat di Klinik Marga Husada, satu orang di Klinik Pratama PMI, dan tujuh korban lainnya di RS Keluarga Sehat.

Selain itu, tim medis di lokasi juga menangani 12 orang dengan luka ringan secara langsung di tempat kejadian.

3. Tidak Ada Korban Jiwa

Di tengah simpang siur kabar yang beredar, kepolisian memastikan tidak ada korban jiwa dalam kericuhan demo Pati.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menegaskan hasil penelusuran tidak menemukan adanya warga yang meninggal dunia.

Namun, bentrokan tersebut juga memakan korban dari pihak kepolisian. Setidaknya tujuh hingga delapan personel dilaporkan mengalami luka-luka.

4. Bupati Sudewo Dilempar Sandal dan Botol

Aksi protes ini dipicu oleh kebijakan kenaikan PBB-P2 hingga 250 persen. Meski kebijakan telah dibatalkan, ribuan warga tetap menuntut Bupati Sudewo mundur.

Di tengah panasnya suasana, mengenakan kemeja berwarna putih, Sudewo mencoba menenangkan massa dengan muncul di atap kendaraan taktis Brimob.

"Assalamualaikum Warromatullahi Wabarokatu. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya akan berbuat lebih baik. Terima kasih," ucapnya lewat pengeras suara.

Namun, kata-kata itu tak meredakan emosi massa. Sandal, botol, dan benda lainnya langsung beterbangan ke arahnya yang muncul di atap kendaraan taktis Brimob.

5. Tolak Mundur dari Jabatan

Meski digeruduk ribuan massa dan menghadapi ancaman pemakzulan dari DPRD, Bupati Sudewo menegaskan tidak akan mundur dari jabatannya.

Ia menyatakan tidak akan menyerah pada tekanan karena jabatan yang ia emban merupakan hasil pilihan rakyat secara konstitusional dan demokratis.

"Saya kan dipilih oleh rakyat secara konstitusional dan demokratis, sehingga saya tidak bisa berhenti dengan tuntutan tersebut. Semuanya ada mekanismenya," tegasnya dalam konferensi pers, Rabu.

Sudewo menegaskan bahwa proses pemberhentian harus melalui jalur hukum dan administrasi sesuai aturan yang berlaku, bukan sekadar tekanan massa.

Itulah rangkuman fakta dan hasil demo Pati yang berlangsung kemarin. Semoga bermanfaat!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI