Fenomena Unik Presiden Prabowo "Dibaca" Lewat Kartu Tarot, Seperti Apa Cara Kerjanya?

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Senin, 01 September 2025 | 06:35 WIB
Fenomena Unik Presiden Prabowo "Dibaca" Lewat Kartu Tarot, Seperti Apa Cara Kerjanya?
Ilustrasi Presiden Prabowo dan kartu tarot.
Baca 10 detik
  • Muncul fenomena unik pembacaan kartu tarot untuk Presiden Prabowo.
  • Tarot adalah satu set kartu berjumlah 78 lembar yang dibagi menjadi dua bagian utama: Arkana Mayor dan Arkana Minor.
  • Cara kerja tarot dapat dilihat dari sudut pandang psikologis dan spiritual.

Suara.com - Di tengah dinamika politik dan aksi demo yang memanas, platform X diramaikan oleh fenomena unik, yakni pembacaan kartu tarot untuk Presiden Prabowo Subianto.

Tak hanya satu, sejumlah pembaca kartu tarot terpantau membagikan hasilnya yang memantik perhatian netizen. 

Fenomena ini mungkin memicu pertanyaan mendasar yang sering kali diselimuti misteri: bagaimana sebenarnya cara kerja kartu tarot?

Mengenal Tarot

Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami apa itu tarot. Tarot adalah satu set kartu berjumlah 78 lembar yang dibagi menjadi dua bagian utama: Arkana Mayor dan Arkana Minor.

Arkana Mayor terdiri dari 22 kartu yang melambangkan pelajaran hidup, perjalanan spiritual, dan tema-tema besar dalam kehidupan manusia seperti The Fool (permulaan), The Lovers (pilihan), atau Death (transformasi).

Sementara Arkana Minor terdiri dari 56 kartu yang mirip dengan kartu remi, terbagi dalam empat elemen (Piala, Tongkat, Koin, dan Pedang). Kartu-kartu ini menggambarkan situasi, tantangan, dan kegembiraan sehari-hari.

Cara Kerja Kartu Tarot: Psikologi atau Magis?

Cara kerja tarot dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, namun dua pendekatan yang paling umum adalah psikologis dan spiritual.

1. Tarot Sebagai Cermin Diri (Pendekatan Psikologis)

Banyak praktisi tarot modern dan bahkan psikolog melihat tarot bukan sebagai alat peramal masa depan, melainkan sebagai cermin yang memantulkan alam bawah sadar kita. Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh teori dari psikolog ternama, Carl Jung.

Baca Juga: Sinyal Reshuffle di Hari Libur? Prabowo Gelar Rapat Kabinet, Cak Imin dan Muzani Bungkam

Menurut Jung, gambar-gambar pada kartu tarot mewakili arketipe, simbol atau tema universal yang ada dalam ketidaksadaran kolektif manusia, seperti figur ibu, pahlawan, atau penipu.

Saat Anda melihat kartu The Empress, misalnya, pikiran Anda mungkin langsung terhubung dengan konsep pengasuhan, kreativitas, atau sosok ibu dalam hidup Anda.

Bagaimana prosesnya?

Proyeksi: Saat seorang (disebut querent) mengajukan pertanyaan, ia akan menarik kartu secara acak. Gambar dan simbol pada kartu yang terpilih akan memicu respons emosional dan pikiran yang sudah ada di dalam diri querent.

Narasi Personal: Pembaca tarot (atau querent sendiri) kemudian merangkai cerita atau narasi dari kartu-kartu tersebut, menghubungkannya dengan situasi yang sedang dihadapi.

Kartu tidak memberikan jawaban pasti, melainkan memancing refleksi dan membantu Anda melihat situasi dari perspektif baru.

Sinkronisitas: Jung juga memperkenalkan konsep synchronicity, yaitu sebuah kebetulan yang bermakna. Dari sudut pandang ini, kartu yang Anda pilih bukanlah kebetulan biasa, melainkan kartu yang paling relevan dengan kondisi batin dan energi Anda saat itu.

Singkatnya, tarot menjadi alat untuk berdialog dengan diri sendiri. Jawaban yang Anda cari sebenarnya sudah ada di dalam diri Anda; kartu hanya membantu Anda menemukannya.

2. Tarot Sebagai Pemandu Energi (Pendekatan Spiritual)

Di sisi lain, ada pendekatan yang lebih spiritual. Sudut pandang ini meyakini bahwa proses pembacaan tarot melibatkan koneksi dengan intuisi, energi universal, atau bahkan pemandu spiritual.

Dalam pandangan ini, proses mengocok kartu adalah cara untuk "memasukkan" energi atau pertanyaan ke dalam dek.

Kartu yang muncul diyakini dipilih bukan oleh tangan, melainkan oleh energi yang lebih tinggi untuk menyampaikan pesan yang paling dibutuhkan oleh querent saat itu. Pembaca tarot berperan sebagai penerjemah atau medium untuk pesan tersebut.

Kesimpulan

Jadi anggapan bahwa kartu tarot bisa meramal nasib atau masa depan secara mutlak adalah kesalahpahaman.

Sebagian besar pembaca tarot modern akan setuju bahwa tarot tidak meramalkan masa depan yang pasti dan tidak bisa diubah. Sebab masa depan bersifat cair dan dipengaruhi oleh pilihan yang kita buat hari ini.

Kembali ke fenomena "membaca" Presiden Prabowo, popularitas ini dapat dijelaskan.

Di tengah ketidakpastian sosial dan politik, manusia secara alami mencari pola, makna, dan kejelasan. Tarot, dalam konteks ini, menjadi alat budaya bagi masyarakat untuk:

  • Memproses Kecemasan Kolektif: Membaca tarot tentang situasi nasional bisa menjadi cara untuk mengartikulasikan harapan dan ketakutan bersama.
  • Mencari Narasi Alternatif: Di saat informasi simpang siur, tarot menawarkan kerangka naratif untuk memahami motivasi dan kemungkinan langkah yang akan diambil oleh para pemimpin.
  • Merasa Terhubung: Ini menjadi pengalaman komunal di media sosial, tempat banyak orang bisa berdiskusi dan menafsirkan "pesan" dari kartu bersama-sama.

Pada akhirnya, cara kerja kartu tarot tidak sesederhana "sihir" atau "ramalan". Ia adalah alat multifungsi yang bisa menjadi fasilitator psikologis, panduan spiritual, atau sekadar pemicu refleksi diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?