Suara.com - Pesawat tempur Australia akan bergabung dengan koalisi Amerika dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NSIS). Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengatakan, Australia akan mengirim 600 tentara dan sejumlah pesawat tempur ke Uni Emirat Arab untuk membantu koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.
“Kami belum memutuskan apakah akan melibatkan tentara kami dalam perang melawan ISIS. Yang pasti, mulai hari ini pesawat tempur Australia akan terbang ke Irak untuk membantu koalisi internasional. Tugas mereka hanya sebagai pendukung dan bukan ikut bertempur,” kata Abbott.
Menurut Abbott, tentara Australia masih harus menunggu izin dari pemerintah Irak dan juga dari parlemen sebelum ikut bertempur melawan ISIS. Kata dia, keputusan untuk mengirim tentara dan pesawat tempur ke Irak adalah untuk membantu pasukan koalisi dan bukan untuk bertempur.
Abbott mengatakan, kelompok ISIS merupakan ancaman yang sudah mendeklarasikan perang kepada dunia dan harus dilawan. “Karena ISIS punya ambisi global, tujuan kami adalah mendukung pemerintah Irak agar tidak terjadi pembunuhan massal atau aksi teroris terhadap negara kami,” ujarnya.
Pemimpin partai buruh Bill Shorten mengatkan, partainya mendukung keputusan pemerintah yang mengirim tentara ke Irak namun bukan untuk bertempur. Kata dia, keterlibatan tentara dalam konflik dengan ISIS menjadi tanggung jawab Irak.
Australia menjadi negara terakhir yang bergabung dengan koalisi internasional pimpinan Amerika dalam perang melawan ISIS. Sebelumnya, Inggris juga sudah memastikan ikut berjuang untuk menghadapi kelompok militan tersebut. Sama seperti Amerika, Inggris juga tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah satu warga negaranya dipenggal oleh kelompok ISIS. (AFP/CNA)