Tiga ABG Inggris yang Gabung ISIS Sudah Diketahui Keberadaannya

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 09 Maret 2015 | 13:18 WIB
Tiga ABG Inggris yang Gabung ISIS Sudah Diketahui Keberadaannya
Ilustrasi tiga perempuan/gadis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga pelajar perempuan Inggris yang terbang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS sudah diketahui keberadaanya. Shamina Begum, (15), Kadiza Sultana, (16), dan Amira Abase (15) hilang semenjak dua pekan silam setelah berangkat dari Bandara Gatwick, Inggris, menuju Istanbul, Turki.

Berdasarkan sebuah sumber di Raqqa yang dihubungi Stuart Ramsay, wartawan Sky News, ketiganya sudah menyeberangi perbatasan Turki dan Suriah melalui Kota Arai.

"Kami diberitahu oleh sejumlah sumber terpercaya di Raqqa soal keberadaan mereka dan bahwa mereka sudah berada di bawah kuasa ISIS," kata Stuart seperti dikutip oleh Dailymail.

Menurut sumber tersebut, ketiganya kini berada di dalam sebuah rumah di Kota Raqqa. Di rumah tersebut, sudah ada seorang perempuan asal Inggris pula. Diduga, si gadis Inggris adalah seorang siswi 15 tahun dari sekolah Bethnal Green Academy yang hilang sejak bulan Desember silam. Ia diduga bergabung dengan ISIS.

Akhir pekan lalu juga terungkap informasi bahwa keluarga dari ketiganya pernah disurati oleh kepolisian Inggris. Isi suratnya, ketiganya akan jadi bagian proses penyelidikan terkait kasus hilangnya seorang kawan mereka. Hanya saja, sayangnya surat tersebut tidak pernah sampai di tangan orang tua mereka, melainkan terhenti di tangan mereka sendiri.

Abase Hussein, orang tua Amira, mengatakan, putrinya kemungkinan masih ada di rumah apabila mereka mengetahui pemberitahuan tersebut.

"Jika kami tahu, ini mungkin tidak pernah terjadi," kata Abase.

"Kami akan membicarakannya dan menyita paspornya," lanjut Abase.

Senada dengan Abase, saudari perempuan Kadiza, Halima Khanom, mengatakan penyesalannya terhadap cara polisi menyampaikan surat tersebut.

"Ceritanya akan lain jika kami mendapatkan surat itu dan tahu apa yang terjadi," kata Halima.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI