Suara.com - Proyek pembanguanan Mass Rapid Transit (MRT) saat ini tengah melakukan tahap pengeboran bawah tanah. Bekas tanah galian tersebut akan dibuang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Jakarta Barat.
Sekretaris PT MRT Jakarta Hikmat menjelaskan, pembuangan tanah bekas pengeboran di titik Patung Pemuda hingga Setiabudi akan dibuang di TPU Tegal Alur itu telah diizinkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Lokasi pembuangannya di TPU Tegal Alur. Itu hanya untuk pengeboran dari Patung Pemuda sampai ke Setiabudi. Itu atas ijin (dari Pemprov DKI)," ucap Hikmat ketika dihubungi wartawan, Rabu (23/9/2015).
Hikmat menjelaskan pengeboran dari Patung Pemuda sampai Bundaran Hotel Indonesia akan dibagi dua tahap. Untuk tahap pertama dilakukan di Patung Pemuda Senayan - Setia Budi. Sedangkan tahap berikutnya dari Bundaran HI - Duku Atas.
Sedangkan tanah bekas pengeboran tahap kedua akan dibuang ke TPU Semper, Jakarta Utara.
"Ada dua lokasi yang disediakan untuk pembuangan tanah ini. Karena memang pengeboran dibagi menjadi dua. Jadi yang tahap berikutnya akan dibuang ke TPU Semper," jelas Hikmat.
"Ditampung dulu di sekitar pengeboran. Malam hari baru dibawa ke TPU, (dibuang di sana)," Hikmat menambahkan.
Seperti diketahui, mesin bor yang di bisa disebut Tunnel Boring Machine (TBM) pertama ini diberi nama Antareja oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mesin ini akan dioperasikan oleh kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan CP 105 (Senayan-Setiabudi) yaitu SOWJ joint venture yang terdiri atas Shimzu, Obayashi, Wijaya Karya dan Jaya Konstruksi.
Bor ini menggunakan teknologi "Earth Pressure Balance (EPB)" pertama di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan Jepang, yakni Japan Tunnel Systems Corporation. Mesin Bor ini memiliki diameter sekitar 6,7 meter dan panjang 43 meter serta berbobot 323 ton.
TBM ini mampu melakukan pengeboran terowongan dengan kecapatan delapan meter per hari. Diperkirakan masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah ini akan berlangsung mulai September hingga Desember 2016.