"Dengan menudingnya sebagai orang asing, mereka berusaha memojokkan dia bersama kelompok minoritas Muslim yang juga dinilia sebagai asing oleh warga Budha Myanmar, dan tak layak tinggal di negeri itu," jelas Popham.
"Menurut dugaan saya, Suu Kyi enggan membela komunitas Rohingya karena takut pembelaannya akan digunakan oleh militer untuk memojokkannya - dan jika mayoritas warga Myanmar mempercayai propaganda itu maka posisisnya akan semakin tergerus dan peluangnya menuju kekuasaan akan semakin tipis," jelas Popham.
Pada November 2015 lalu partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi telah memenangkan pemilihan umum dan pada awal bulan ini, rekannya Htin Kyaw menjadi presiden sipil pertama di negeri itu. Setelah berada di kekuasaan, Popham berharap Suu Kyi bisa dengan leluasa mengeluarkan pendapatnya soal Rohingya.
"Mungkin kini dia sudah bisa lebih santai dan mengatakan pada kita semua, apa pendapatnya (tentang minoritas Rohingya)," tulis Popham.