Suara.com - Korea Utara (Korut) secara terang-terangan mengatakan bakal menghentikan ambisinya melakukan uji coba senjata nuklir, dengan syarat Amerika Serikat menghentikan latihan militer tahunannya bersama Korea Selatan (Korsel).
Berbicara dalam wawancara langka dengan media Barat di markas PBB di New York, Menteri Luar Negeri Korut Ri Su Yong, menegaskan kembali hak negaranya untuk memiliki senjata nuklir.
Kepada Associated Press, Ri mengungkapkan bahwa AS salah apabila berpkir sanksi ekonomi bakal membuat Korut menghentikan program nuklirnya.
"Kami membuat usulan yang amat logis kepada pemerintah AS," kata Ri.
"Hentikan latihan perang nuklir Anda di semenanjung Korea, lalu kami akan menghentikan uji coba nuklir," lanjut Ri.
Pernyataan Ri disampaikan pada Sabtu (23/4/2016) waktu New York, bersamaan dengan pengumuman yang disampaikan pemerintah Korut bahwa mereka telah sukses meluncurkan sebuah rudal balistik dari kapal selam. Hal ini menunjukkan bahwa Korut mampu meluncurkan senjata nuklir tanpa diketahui terlebih dahulu.
Media Korut, mengutip pernyataan militer negara tersebut, rudal balistik mereka menempuh jarak hingga 30 kilometer sebelum akhirnya jatuh di perairan pantai timur Korut.
Ri meminta AS membatalkan latihan militernya sebagai salah satu jalan membuka perundingan dan menghentikan ketegangan.
"Jika kita terus mengambil jalan konfrontasi seperti ini, akan berakibat pada kehancuran, tidak hanya bagi kedua negara namun bagi seluruh dunia pula," kata Ri.
Menyusul uji coba peluncuran rudal balistik tersebut, otoritas AS mengatakan akan membatasi ruang gerak Ri dalam kunjungannya ke AS. AS juga mengatakan, peluncuran rudal dengan teknologi balistik adalah pelanggaran terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB.
"Kami meminta Korut untuk menarik diri dari tindakan yang bisa mengganggu stabilitas kawasan dan fokus pada langkah-langkah konkret untuk memenuhi komitmen dan kewajiban internasionalnya," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS. (Independent)