Husni Kamil dan Mimpinya Berjualan Bakso

Yazir Farouk Suara.Com
Jum'at, 08 Juli 2016 | 06:44 WIB
Husni Kamil dan Mimpinya Berjualan Bakso
Jenazah Almarhum Husni Kamil Manik Disemayamkan di kediamannya, Jakarta. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - "Saya ingin punya warung bakso, istri saya kan jago masak dan bakso bikinannya enak sekali. Saya sudah capek sama politik".

Dari ribuan kalimat wawancara dengan Husni Kamil Manik, selama meliput di lingkungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak empat tahun belakangan ini, kalimat itu tiba-tiba terlintas di benak saya sesaat setelah mendengar kabar duka kepergiannya untuk selamanya.

Ya, sejak masa persiapan dan pelaksanaan kegiatan pemilihan umum (pemilu), baik itu pemilu anggota legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden, Husni dan enam komisioner KPU lainnya memang dekat dengan para pewarta.

Semua jenis pertanyaan yang dilontarkan para pekerja media selalu dijawabnya dengan sabar dan tenang. Bahkan, jika di antara kami masih belum puas dengan penjelasannya, dengan murah hati Husni mempersilakan para pewarta untuk menemuinya ke ruang kerjanya.

Dengan telaten, Husni akan menjawab semua pertanyaan wartawan dan bahkan tidak segan menjelaskan mengenai tren politik yang terjadi di Indonesia melalui proses pemilihan umum.

Husni menempuh pendidikan dari SD hingga MTsN di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, lalu ia melanjutkan ke MAN I hingga masuk ke Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada tahun 1994.

Dia juga aktif di Nahdlatul Ulama sebagai Sekretaris Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Barat periode 2010-2015.

Setelah menyelesaikan program sarjananya, Husni pun sering terlibat dalam kegiatan pemantauan pelaksanaan pemilihan umum. Pemilu pertama yang dia amati adalah pada tahun 1999, yang saat itu dia tergabung dalam Forum Rektor Seluruh Indonesia.

Sepak terjangnya di dunia kepemiluan memang tidak dapat dipungkiri lagi. Sejak tercatat sebagai mahasiswa program Sarjana Sosial Ekonomi di Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Husni muda sudah aktif dalam berbagai kegiatan politik di kampus.

Karir kepemiluannya tercatat sebagai Anggota Pembina Aliansi Pemantau Pemilu Independen (APPI) Sumatera Barat pada 1999; Koordinator Divisi Sosialisasi, Pengembangan, Pendidikan dan Penyebaran Informasi KPU Sumatera Barat pada 2003-2008; Ketua Pokja pada Pemilihan Gubernur Sumatera Barat dan Pilpres di wilayah Sumatera Barat, dan masih banyak karir politik kepemiluan lainnya.

Dia juga sering membuat karya tulis yang dimuat di harian nasional dengan judul Perpustakaan Pemilu, Politisasi Perempuan dan Suara Terbanyak, Caleg Terpidana, Demam Democracy 2.0 dan Sosialisasi Pemilu 2009, Penyuluh Pemilu, Saatnya Pemilih Mencentang, Transparansi Dana Kampanye, Politik Anggaran dan Anggaran Politik, Pemilu Kepala Daerah Serentak 2010 serta Liarnya Isu Partisipasi Pemilih.

Pengalamannya dalam kegiatan kepemiluan itu membawa Husni terpilih sebagai anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Sumatera Barat selama dua periode, yakni pada 2003-2008 dan 2008-2013.

KPU telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan pria kelahiran Medan, 18 Juli 1975 itu. Pada saat dia menjadi staf di Kantor KPU Kota Padang, Husni bertemu dengan cinta pertama dan terakhirnya yang kini menjadi ibu dari ketiga anaknya.

Istrinya adalah Endang Mulyani, perempuan kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, sedang ketiga anaknya adalah Afifuddin Manik, Abid Manik, dan Nuraisyah H Manik.

Asal daerah istrinya itu pula yang membuat Husni bercita-cita untuk menyudahi perannya di kepemiluan dan beralih menjadi wiraswasta dengan membuka warung bakso.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI