Suara.com - Pertemuan Puncak Penanggulangan Pendanaan Terorisme (CTF) kedua di Bali mempuyai peran penting dalam pemberantasan terorisme global. Karena terorisme menjadi ancaman sosial dan ekonomi dunia.
Lebih dari 200 spesialis dari 20 negara akan menghadiri CTF 8-11 Agustus 2016 mendatang. Pertemuan ini akan mengembangkan lebih lanjut hasil Pertemuan Puncak CTF pertama di Sydney tahun lalu untuk memajukan kerja sama dan kolaborasi antara lembaga intelijen keuangan, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dalam siaran pers Kedutaan Besar Australia di Jakarta, CEO lembaga intelijen keuangan Australia (AUSTRAC) Paul Jevtovic menilai CTF tahun ini merupakan kegiatan yang terbesar dan paling signifikan di bidang penanggulangan keuangan terorisme di kawasan kita. CTF diselenggarakan bersama dengan lembaga intelijen keuangan Indonesia PPATK
"Terorisme masih tetap menjadi ancaman utama stabilitas sosial dan ekonomi secara global. Jantung aksi terorisme adalah sumber pendanaan untuk melakukan serangan,” kata Jevtovic.
"Oleh karena itu kita harus terus melanjutkan upaya kita untuk waspada dan mengembangkan kiat-kiat baru dan inovatif untuk mendeteksi dan memerangi ancaman global ini," tambah dia.
Sementara Kepala PPATK Muhammad Yusuf menjelaskan CTF mencerminkan prioritas kedua pemerintah dalam memerangi ancaman lintas-batas ini.
“Melalui pertemuan ini, kita dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kita, sekaligus mempererat hubungan kita guna mencegah, menanggulangi dan memerangi kegiatan-kegiatan pendanaan terorisme,” kata Yusuf.
Pertemuan empat hari ini menghadirkan platform bagi para pakar untuk secara bersama-sama mengembangkan pemecahan di tingkat kawasan atas isu-isu dan risiko pendanaan terorisme yang genting ini. Pertemuan Puncak ini mencakup pertemuan dan forum kelompok kerja yang akan membahas risiko-risiko di kawasan kita, teknologi-teknologi teranyar dan bagaimana kita dapat memanfaatkan teknologi untuk dapat dengan lebih baik menghancurkan pendanaan terorisme dan pencucian uang.
Pertemuan puncak tahun ini akan membuahkan hasil nyata tentang pendanaan terorisme yang AUSTRAC dan PPATK telah kembangkan bersama dengan Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Namun demikian, walaupun kemajuan besar telah dibuat oleh kelompok kerja kawasan sejak Pertemuan Puncak pertama di Sydney, kini bukanlah saatnya untuk berpuas diri. Lingkungan operasi sedang berubah dan kolaborasi dengan para mitra akan memungkinkan lembaga-lembaga untuk beradaptasi dan memberi tanggapan pada tantangan-tantangan di kawasan.
Dengan bekerja sama, lembaga-lembaga kawasan sedang menyasar untuk lebih lanjut mengganggu dan menghancurkan sumber dan jaringan yang membantu mendanai organisasi-organisasi teroris dan serangan-serangan teroris.