Satu Lagi, WNI Ditahan Otoritas Turki

Rabu, 31 Agustus 2016 | 14:18 WIB
Satu Lagi, WNI Ditahan Otoritas Turki
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama Panglima TNI Gatot Nurmantyo memberikan keterangan pers di Gedung Kemenkopolhukam di Jakarta, Senin (11/7). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan ada satu WNI yang ditahan otoritas Turki. Penahanan ini dilakukan karena WNI yang tidak disebutkan namanya ini diduga terlibat kudeta militer pada Juli.

"Dengan sangat menyesal kami laporkan terdapat satu lagi penahanan yang menimpa 1 WNI pada 26 Agustus. Tentunya KBRI Ankara sudah meminta lagi akses kekonsuleran. Tapi belum diberikan akses," kata Retno di DPR, Rabu (31/8/2016).

Selain itu, Retno menerangkan, ada satu WNI lainya yang saat ini sedang diproses secara hukum. WNI ini, kata Retno dituduh terlibat teror bersenjata yang berafiliasi Fethullah Gullen.

"Hal ini kami sampaikan ketika komunikasi langsung dengan Menlu Turki, 27 Agustus, dan akses kekonsuleran untuk ini sudah diberikan, dan KBRI Ankara menjanjikan untuk kita bisa bertemu pada 1 September," kata dia.‎

Sebelumnya, dua mahasisw‎i berinsial DP dan YU sempat ditahan oleh otoritas Turki. Retno menerangkan, pada 25 Agustus, dua mahasiswa ini sudah dibebaskan. Keduanya juga telah diserahkan langsung jaksa penuntut umum kepada pejabat konsuler KBRI Ankara.

"Kini mereka berdua sudah ada di kediaman resmi KBRI di Ankara," kata Retno.

Retno mengatakan, ada 738 mahasiswa yang belajar di Turki. Sebanyak 282 di antaranya memang mendapatkan beasiswa PASIAD dari yayasan Fethullah Gullken.‎

Masalah ini pula yang tengah ditanani Kemenlu. Kemenlu takut beasiswa yang diterima mahasiswa Turki diputus.

"Selain isu penahanan dan akses kekonsuleran ini, kami dihadapkan pada penanganan keberlangsungan studi yang telah diputus beasiswanya. Selama ini koordinasi telah dilakukan dengan Kemendikti, kemenkeu-LPDP, maupun Kemenag, masih terkait masalah mahasiswa di Turki," tutur Retno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI