Anggota Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengaku tak mempercayai hasil rilis survei Lingkar Survei Indonesia (LSl) yang menyebut tingkat elektabilitas pasangan calon nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat anjlok. Menurutya, hasil survei tersebut tidak utuh, karena hanya menyoroti dari satu sisi saja.
"Survei itu tergantung motretnya dari mana. Yang motret LSI kemarin itu kakinya saja. Jadi tidak utuh," kata Masinton di kantor DPD PDI Perjuanyan, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/11/2016).
Menurut anggota Komisi III DPR RI bisa saja LSI hanya menyoroti survei tersebut pasca Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Elektabilitas paslon bisa saja berbanding terbalik, apabila survei tersebut mengambil sudut pandang lain tentang calon yang tengah disurvei ke masyarakat.
"Tergantung anglenya. Sama kaua teman-teman kameramen tergantung ambil angel dari mana. Jadi yang disurvei LSI itu gambar kaki tidak utuh," kata dia.
Ketua Tim pemenangan pasangan calan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Saiful Hidayat Prasetio Edi Marsudi juga memberikan pernyataan yang sama dengan Masinton soal elektablitas Ahok-Djarot yang disurvei LSI.
Dia malah menceritakan terkait hasil survei Pilkada 2012 yang menyoroti Joko Widodo yang saat itu dicalonkan sebagai Gubenur DKI Jakarta berpasangan dengan Ahok.Saat itu, banyak hasil survei yang tidak mengunggulkan Jokowi-Ahok ketimbang paslon lain.
"Saya sampaikan sekali lagi kita 2012 kita punya pasangan Jokowi Ahok, survei kalah semua sama kita,' katanya.
Sebelumnya, LSI merilis hasil survei mengenai tingkat elekabilitas pasangan Ahok-Djarot, pasca Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Dari hasil tersebut, pasangan Ahok-Djarot turun sebesar 10,6 persen.
Sedangkan posisi pertama dipegang oleh Sandiaga Uno yang meningkat sebesar 31,9 persen dan pasangan Agus Harimurti dan Sylviana Murni meningkat jadi 30,9 persen.