Membongkar 1 Ton Narkoba sampai Trik Edarkan Sabu di Mesin Cuci

Selasa, 25 Juli 2017 | 20:05 WIB
Membongkar 1 Ton Narkoba sampai Trik Edarkan Sabu di Mesin Cuci
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol. Budi Waseso merilis hasil pengungkapan penyelundupan narkotika jaringan internasional narkotika jenis sabu di Batam, Kepulauan Riau, di Jakarta, Selasa (25/7).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bandar narkoba jaringan internasional menyasar Indonesia sebagai target peredaran. Faktanya permintaan narkoba di tanah air masih dianggap cukup tinggi.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta pernah bercerita Senin (24/7/2017) kemarin di Polda Metro Jaya, Jakarta. Kata dia, permintaan narkoba masih besar di Indonesia.

Sebelumna polisi mengungkap penyelundupan sabu-sabu seberat satu ton di Serang, Banten. Polisi juga berhasil menggagalkan penyelundupan sabu-sabu seberat 41,6 kilogram di sebuah ruko di Perumahan Taman Surya, Kalideres, Jakarta Barat.

Kedua kasus penyelundupan sabu-sabu itu berasal dari bandar besar yang berada di Cina. Masih maraknya peredaran narkoba di Indonesia karena peminat barang haram itu mencapai hingga 5 juta orang. Itu berdasarkan data yang dihimpun Badan Narkotika Nasional.

Data BNN, ada 1 sampai 5 juta penduduk Indonesia menggunakan narkoba. Dari data tersebut, diperkirakan 10 persen lebih pengguna narkoba berada di Jakarta.

“Kalau kita hitung satu orang pake 1 gram berarti satu juta satu ton (narkoba)," kata Nico.

Soal pengungkapan 1 ton sabu, Kapal Wanderlust yang dipakai untuk mengangkut sabu asal Guang Zho seberat 1 ton menjadi target operasi aparat empat negara, termasuk Indonesia. Presiden Joko Widodo sampai memerintahkan aparat keamanan untuk melacak kapal yang kabarnya sedang menuju ke Indonesia.

"Presiden Jokowi telah menginstruksikan kepada seluruh aparat, instansi yang memiliki kewenangan untuk bisa bekerjasama,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani pekan lalu.

Ternyata benar, kapal tersebut membawa barang haram. Sabu dipindahkan dari kapal besar ke Serang, Banten, dengan kapal karet. Tak lama kemudian, barang bukti ditemukan petugas. Setelah anak buah kapal memindahkan sabu ke perahu karet, kapal kembali ke tengah laut. Sampai akhirnya, kapal Wanderlust berbendera Sierra Leone terlacak setelah Polri bekerjasama dengan penyelundup aparat bea cukai dan TNI.

Baca Juga: Jokowi Apresiasi BNN dan Polri Bongkar Selundupan Sabu 1 Ton

Dalam kasus penyelundupan sabu, polisi menangkap sembilan orang. Empat orang ditangkap ketika polisi menggerebek tempat transit sabu di Serang pada Kamis (13/7/2017) dini hari. Keempat warga Taiwan yang ditangkap yaitu LMH, CWF, LGY, dan HYL. LMH yang merupakan pimpinan penyelundup narkoba ditembak mati karena melawan. Sedangkan lima orang lagi ditangkap di kapal Wanderlust. Mereka adalah anak buah kapal berinisial TCH, SCF, KCY, KCH, dan JJS.

Jalur laut memang menjadi akses yang disuka pengedar narkoba. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Prambudi mencatat sektor barat Malaka di perairan Indonesia masih rawan penyeludupan narkoba. Di sana banyak jalur ilegal atau pelabuhan tikus yang berada di pesisir pantai Sumatera.

“Pelabuhan tikus itu kami identifikasi di Pantai Timur Sumatera. Pantai Timur Sumatera inilah yang kemudian kami anggap resikonya relatif lebih tinggi. Paling rawan sektor barat Malaka," kata Heru pekan lalu.

Trik sederhana

Hanya saja, peredaran narkoba tidak melulu menggunakan trik secanggih cerita sebelumnya. JAN (28) mengedarkan sabu dengan menggunakan mesin cuci. Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut modus itu sebagai cacra baru yang harus diwaspadai.

JAN adalah pengepul dan pengedar narkotika jenis Sabu seberat 10.53 kilogram di sebuah rumah di Kavling Pancur Baru, Sei Baduk, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (19/7/2017) lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI