"Tujuh belas jenazah pria ditemukan," tambahnya.
Pemerintah Myanmar disebut belum mengetahui pasti penyebab para warga pengikut Hindu itu tewas. Tentara mengatakan bahwa pasukan keamanan dan para pemimpin masyarakat Hindu akan melanjutkan pencarian.
Akses ke daerah tersebut terhadap wartawan dan juga pekerja kemanusiaan sebagian besar dibatasi.
Juru bicara ARSA mengatakan dia meyakini bahwa kaum nasionalis Buddha mencoba untuk membelah umat Hindu dan Muslim dengan membuat "kebohongan" bahwa gerilyawan ARSA telah membunuh penduduk desa.
"ARSA telah berjanji secara internasional untuk tidak menyasar warga sipil dalam serangannya dan akan tetap memegang teguh janji itu," kata juru bicara kelompok tersebut, yang tengah berada di negara tetangga dan hanya menyebut jatidirinya sebagai Abdullah, melalui layanan pesan. [Antara]