Mega Beruntung Dapat Pendidikan Politik Langsung dari Bung Karno

Siswanto Suara.Com
Rabu, 27 September 2017 | 17:06 WIB
Mega Beruntung Dapat Pendidikan Politik Langsung dari Bung Karno
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri [Suara.com/Maidian Reviani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam orasi setelah mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, Rabu (27/9/2017), Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputi mengungkapkan sejak kecil sudah mendapat pendidikan politik dari ayahanda, Soekarno.

"Saya sangat beruntung mendapat pendidikan politik langsung dari ayah saya bapak bangsa Indonesia, Bung Karno," tutur Megawati di Audiotorium Universitas Negeri Padang.

Megawati menuturkan pendidikan politik harus dimulai dari dalam keluarga. Keluarga merupakan entitas kecil dalam pendidikan.

Megawati dapat benar-benar memahami definisi politik setelah mengabdikan diri bagi kepentingan orang banyak.

"Maksud dari definisi, membuat diri kita memiliki cita-cita dan tujuan negara ini yang tidak berorientasi pada diri sendiri, dalam politik secara diri dituntut mengembangkan seluruh pengabdian diriku adalah untuk orang lain," jelasnya.

Megawati menambahkan politik yang berwajah dan berjiwa adalah politik yang humanis, sama seperti gelar yang dia dapat hari ini.

Selain itu, dia meminta politik harus dijadikan alat untuk mewujudkan kebaikan dan kemasyarakatan bagi umat manusia.

Presiden kelima Republik Indonesia mengapresiasi sistem garis keturunan ibu (matrilineal) yang masih diterapkan oleh masyarakat Minangkabau sampai saat ini.

"Saya merasa tersanjung menerima gelar doktor kehormatan di Sumbar, salah satu daerah yang menerapkan sistem matriliner hak sampai saat ini," kata Megawati.

Ia menilai matrilinier itu adalah sistem kekerabatan yang memuliakan derajat seorang wanita.

Megawati juga menyampaikan kekagumannya kepada tokoh pergerakan perempuan asal Minangkabau Rohana Kudus, di samping nama-nama tokoh lain seperti Mohammad Hatta, K. H. Agus Salim, dan Sutan Syahrir.

Rohana yang hidup sezaman dengan R. A. Kartini, adalah pendiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia, yang diberi nama "Sunting Melayu".

"Jika di Jawa ada Kartini dan Dewi Sartika, maka di bumi Minangkabau ada Rohana Kudus. Saya selalu bangga dengan kata-kata perempuan pertama," katanya. (Maidian Reviani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI