Khofifah sendiri, sejak mahasiswa aktif di organisasi berbasis NU. Ia pernah menjabat Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Surabaya, tahun 1986; dan Ketua Umum Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dan Ketua Bidang Kemahasiswaan IPPNU tahun 1990. Selain itu, ia pernah menjabat Ketua Pengurus Besar PMII tahun 1989 hingga 1991.
Untuk Gus Ipul, juga tak asing di organisasi di bawah naungan NU dan di HMI. Ia pernah menjabat Ketua Senat Fisip Unas Jakarta tahun 1988-1990; Ketua HMI Cabang Jakarta tahun 1990 -1992; Pengurus Pusat IPNU tahun 1992 -1994; Ketua Pimpinan Pusat IPNU, tahun 1990-1995; Wakil Sekjend PP GP Ansor tahun 1995; Sekretaris Jendral AMNU; Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2000-2005; dan, Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2005-2010.
Menurut Ketua DPW PKB Jawa Timur, Halim Iskandar, dalam Pilgub Jatim 2018 mendatang, warga NU saatnya bersinergi. Bersatu dan solid serta kompak.
“Dauh kiai sepuh begitu. PKB mengusung Gus Ipul atas perintah kiai sepuh di Jawa Timur,” kata Halim.
Ia mengatakan, kader NU yang jadi Menteri, diharapkan tetap berjuang di posisi Menteri. “Jika masih ngotot maju, kita doakan saja semua diberikan kesadaran hatinya,” tukasnya.
Berita ini sebelumnya sudah termuat dalam Times of Indonesia dengan judul Adu Jurus ‘Bintang Sembilan’ Gus Ipul Vs Khofifah