”Ketika kami digusur, ada yang tinggal di rumah susun. Tapi, mereka yang tinggal di sana tak lagi sanggup membayar sewa. Karenanya, kami memilih kembali membangun gubuk di atas puing ini,” bebernya.
Awalnya, kata Topa, rusun yang disediakan pemprov untuk mereka yang tergusur digratiskan biaya sewa.
"Tapi, gratisnya Cuma tiga bulan, setelahnya ya bayar. Ya mereka kan tak ada uang. Mereka banyak menjadi pengangguran setelah digusur. Sebab, tempat kerja mereka jauh dari rusun. Kapal mereka kan di sini, bukan di rusun. Menangkap ikan di sini. Pelelangan ikan di sini. Ya pasti lebih senang di sini lah," tuturnya.