"Di tempat kita masih ada antiasing. Merasa kita akan diobrak-abrik. Kalau ada tantangan, kita melihat tetangga sebagai mitra bukan sebagai saingan," katanya.
Dino mengatakan bahwa penyebaran ekstremisme melalui media sosial di kalangan anak muda juga harus dilawan secara kreatif di "online" dengan masuk ke Telegram, Chat, dan sebagainya. (Antara)