Suara.com - "Mandela dipenjara 35 tahun jadi presiden. Siapa tahu gue jadi presiden kan enak, ngapain pusing," celetuk Ahok pada 16 November 2016, saat menjawab pertanyaan jurnalis mengenai statusnya sebagai tersangka kasus penodaan agama.
Ahok dan Nelson Mandela tak pernah bertemu muka. Namun, Ahok sejak lama diketahui sebagai pengagum tokoh pembebasan Afrika Selatan itu. Tak disangka, kisah hidupnya juga memunyai kemiripan.
Tujuh bulan kemudian setelah melontarkan celetukan itu, persisnya Mei 2017, ia benar-benar dijebloskan ke penjara. Ia diputus bersalah dan harus menjalani masa pemenjaraan selama 2 tahun ke depan.
Selang setahun, Januari 2018, kisah hidup Ahok kembali tergoncang. Ia mendadak mengajukan gugatan cerai terhadap sang istri, Veronica Tan, ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jumat (5/1) pekan lalu.
Jika perceraian itu benar-benar terjadi, Ahok tak sendirian. Tokoh yang dikaguminya, Mandela, juga pernah merasakan hal yang sama.
Tragedi Cinta Mandela
"Sayang, aku mencintaimu," tulis mandela pada kartu ucapan Selamat Natal 1989 yang ditujukan kepada sang istri, Nomzamo Winifred Zanyiwe Madikizela atau akrab disebut "Winnie Mandela".
John Carlin, jurnalis Independent—surat kabar ternama Inggris—menuliskan dalam artikel berjudul “Whatever Went Wrong with Winnie”, 28 Maret 1995, bahwa ucapan romantis itu dikirimkan Mandela ketika masih mendekam di balik penjara rezim apartheid Afsel, sebagai buah aktivismenya.
Baca Juga: Nokia 2 Resmi Masuk Indonesia, Segini Harganya
Sebulan sebelumnya, saat Winnie berulang tahun, Mandela juga mengirimkan sepucuk surat yang berisi tulisan "Betapa berbedanya hidupku sejak aku memilimu."
Mandela dan Winnie dikagumi banyak rakyat Afsel saat itu. Keduanya disebut sebagai pasangan ideal yang bersama-sama memperjuangkan Afsel bebas dari penjajahan rasialis.
Namun, tiga tahun setelahnya, situasi berubah.
"Ini aku", begitulah kalimat singkat tertulis akhir surat berisi keluh kesah yang ditujukan kepada laki-laki bernama Dali Mpofu, pengacara muda berbakat Afsel, 17 Maret 1992.
Surat tersebut—seperti dituliskan dalam buku "Knowing Mandela" juga karya John Carlin—yang menjadi penyebab Mandela tak pernah memaafkan Winnie setelah mereka berdua memutuskan bercerai.
Meski dalam surat itu tak satu pun tertulis nama Winnie, namun seluruh pihak—termasuk Mandela—mengetahui kalimat demi kalimat di dalamnya ditulis tangan oleh Winnie.