Kepemimpinan gaya egaliter banyak diminati oleh bawahan, karena sekat antara pemimpin dan yang dipimpin seakan-akan tidak ada.
"Kalau generasi hari ini masih menerima perbedaan atasan- bawahan. Boleh jadi oleh generasi milenial, kita bisa dikritisi langsung. Kita harus rangkul seakan tidak ada sekat antara pemimpin dan yang dipimpin, karena kita tidak ingin ada kepatuhan semu, yang ABS, asal bapak senang," ungkapnya.
Setibanya di Bandung, Aher disambut para kepala organisasi perangkat daerah Jabar, para ASN, pelajar, dan seluruh lapisan masyarakat Jabar.
Aher, yang juga disambut istrinya, Netty Heryawan di Stasiun Bandung, kemudian berpawai dengan kendaraan mobil antik sambil membawa Parasamya Purnakarya Nugraha. Ia berkeliling Kota Bandung mengitari Jalan Kebon Kawung - Jalan Pasir Kaliki - Jalan Padjadjaran - Jalan Cihampelas - Jalan Wastukencana - Jalan Riau - Jalan Dago - Jalan Sulanjana - Jalan Diponegoro, dan berakhir di halaman Gedung Sate Bandung.
Sesampainya di Gedung Sate, Aher dan istri disambut dan menaiki Sisingaan. Rombongan kemudian bergerak ke Masjid Al- Muttaqin Gedung Sate untuk melakukan sujud syukur bersama kepada Allah SWT.
"Semoga penghargaan ini jadi keberkahan untuk Jawa Barat," harapnya.