Senandung puisi perlawanan Wiji Tukul tak luput mengelora di gang Rode.
“Ia juga menginspirasi dengan puisi lugasnya. Di sini seperti rumah kebebasan, Mas Widji Thukul sudah produktif dengan puisi kerakyatan, kalau di Jogja ada aksi, ia selalu datang,” kenangnya mengingat sang penyair realis besar Indonesia tersebut.
Tak hanya Wiji Tukul yang pernah mengeyam suasana di tempat bersejarah bagi kalangan aktivis itu, tapi banyak lainnya dan kekinian sudah menjadi bagian dari elite.
“Ada Nezar Patria, serta Andi Arief dan sederet nama-nama aktivis yang diculik ditahun 1998 juga pernah duduk, tidur, makan sampai menularkan kegelisahan di Gang Rode,” tutur Fahim.
Fahim sendiri, kekinian memilih tetap menjadi advokat di lembaga Fahmi and Partner di Banguntapan, Bantul.
***
Kini, Gang Rode masih tegak berdiri. Rumah yang sempat menjadi persinggahan para aktivis 1980-1998 itu, sekarang digunakan oleh Liga Forum Studi Yogyakarta (LFSY).
Mereka terus mengolah pemikiran dan aksi nyata, dipadukan dengan sistem kaderisasi demi menumbuhkan semangat perjuangan melawan tirani.
Terhitung hampir 30 tahun Gang Rode berdiri, tak ada yang berubah dari posisinya, hanya cat tembok yang selalu diperbaharui. Dulu menggunakan putih, kini berganti hijau.
Baca Juga: Kinerja Buruk, 1.295 Pejabat Kementan Dibongkar Amran
Tambahan lainnya adalah, foto-foto aksi yang pernah mereka lakukan, dipampang di tembok ruang tamu Gang Rode. Melihat foto-foto itu, membuat pengunjung semakin yakin rezim saat itu sangat diktator dan kejam.
Kenangan perjuangan di Gang Rode tak akan mudah untuk dilupakan oleh para punggawa pencetus letupan gerakan di sudut-sudut negeri ini.
Eksponen-eksponen gerakan 98, kekinian selalu menyempatkan diri mampir ke Gang Rode kalau singgah ke Yogyakarta.
“Teten Masduki (kini Dewan Pengawas Bulog) pernah ke sini, Mas Fadjroel Rachman (Komisaris Utama PT Adhi Karya), Nur Laila (mantan Ketua Komnas HAM), Nezar dan banyak lainnya, juga pernah ke sini, mereka masih Keluarga,” terangnya.
Menyebut nama-nama tersebut, Fahim sempat tersenyum, berharap pemikiran rekan-rekannya itu tak dibutakan oleh rezim hari ini.
“Bagi kami, rezim memang akan berganti, namun Gang Rode tetaplah Gang Rode.” [Somad]