Korut menghabiskan puluhan tahun untuk mengembangkan senjata nuklir yang kemudian berpuncak pada uji coba peralatan termonuklir pada tahun lalu. Mereka juga berhasil mencoba rudal yang mampu terbang menyasar daratan AS.
Rangkaian uji coba tersebut terjadi saat AS menggelar kampanye "tekanan maksimal" dengan memperbanyak sanksi ekonomi terhadap Korea Utara, dan bahkan mengancam aksi militer.
Dalam pidato tahun baru, Kim Jong Un mengatakan bahwa negaranya telah menyelesaikan program pengembangan nuklir dan akan fokus pada pembangunan ekonomi, sambil mengindikasikan bahwa dia ingin bertemu dengan Korea Selatan.
Baca Juga: Siapa Pengganti Hanna Ramadini di Pelatnas PBSI? Ini Kriterianya
Setelah beberapa kali kontak antara dua Korea, pejabat di Seoul menginformasikan kepada Trump pada Maret bahwa Kim akan bersedia untuk bertemu muka. Setelah diskusi panjang, kedua pihak akhirnya sepakat untuk menggelar pertemuan.
Namun rencana tersebut sempat dibatalkan karena Korut tidak terima terhadap pernyataan sejumlah pejabat tinggi Amerika Serikat yang mengindikasikan bahwa nasib rezim Pyongyang bisa berakhir sama dengan Muammar Gaddafi di Libya.
Kim Jong Un, yang dipercaya baru berumur 34, adalah pemimpin negara termuda di dunia yang secara mengejutkan mampu membuat sejarah melampaui prestasi ayah dan kakeknya. [Antara]