“Benar tukang listrik mengganti sistem kunci baru pada hari Kamis, sehari sebelum teror. Tapi, sudah dipastikan sistem penguncian pintu itu dibuka saat salat Jumat,” tuturnya.
Dia mengatakan, untuk membuka pintu, seseorang perlu memutar tuas. “Kalau seperti terkunci, itu hanya kebetulan, dan mungkin karena cuaca dingin hari itu, pintu tak bisa terbuka lebar.”
"Kalau ketika salat ada gempa bumi atau kebakaran, mungkin jemaah masih punya waktu dan bisa membuka pintu itu. Tapi ketika itu situasinya berbeda, mencekam,” tambahnya.
Alayedy mengatakan bahwa dalam kepanikan, dia tidak dapat memastikan apakah gagal memutar tuas secara benar.
Sementara Khaled, meski juga berpikir kemungkinan yang sama, ia tetap merasa janggal. “Aku cukup biasa memutar tuas pintu. Aku percaya, pintu itu terkunci secara elektrik.”