Istana Undang BEM se-Indonesia untuk Bertemu Jokowi, Ditolak Semua!

Jum'at, 27 September 2019 | 14:12 WIB
Istana Undang BEM se-Indonesia untuk Bertemu Jokowi, Ditolak Semua!
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Mensesneg Pratikno (kiri) menyampaikan sikap tentang rencana pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/9). [ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Manik Marganamahendra membenarkan dapat undangan terbuka dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk Badan Eksekutif Mahasiswa se- Universitas Indonesia, Jumat (27/9/2019). Tapi undangan Jokowi itu ditolak.

Undangan terbuka itu dalam rangka berdialog mengenai permasalahan yang dituntut dalam demonstrasi di Gedung DPR, Selasa (24/9/2019).

"Iya benar kami dapat undangan, untuk semua ketua BEM se-Indonesia, bukan hanya BEM UI saja, (undangan itu) kami tolak," kata Manik di Kota Depok, Jawa Barat kepada Suara.com.

Ia mengatakan undangan dialog terbuka bersama presiden untuk semua BEM se-Indonesia, BEM UI mengeluarkan beberapa pernyataan. Dan BEM se-Indonesia Univeritas Indonesia memutuskan untuk tidak menghadiri undangan tersebut.

"Kami tetap menuntut Pemerintah serta DPR RI untuk menyelesaikan Maklumat Tuntaskan Reformasi. Gerakan Reformasi Dikorupsi merupakan gerakan seluruh elemen masyarakat," kata dia.

BEM Se-UI menyayangkan undangan terbuka hari ini yang hanya ditujukan kepada mahasiswa, tetapi tidak mengundang elemen masyarakat terdampak lainnya.

Padahal Gerakan Reformasi Dikorupsi merupakan gerakan yang dilakukan seluruh elemen masyarakat.

Surat itu berisi delapan poin lainnya selain poin di atas yang mereka persoalkan terkait alasan keengganan menghadiri undangan Jokowi yang kemarin disampaikan di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).

Inilah hal-hal yang mereka nyatakan secara tertulis:

Baca Juga: Soal Permintaan BEM Bertemu Jokowi, Istana: Enggak Usah Bikin Persyaratan!

Pertama, tuntutan BEM se-UI dalam demonstrasi yang terjadi beberapa hari ke belakang sudah jelas yaitu keinginan menegakkan demokrasi dan menolak upaya pelemahan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Kedua, demonstrasi beberapa hari ke belakang adalah akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap DPR dan pemerintah atas segala permasalahan yang terjadi, di antaranya kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, pengesahan RUU yang bermasalah, represifitas aparat di beberapa daerah, serta masalah lain yang mengancam demokrasi dan pelemahan upaya pemberantasan korupsi.

Ketiga, demonstrasi dengan tuntutan yang disusun dalam Maklumat Tuntaskan Reformasi merupakan gerakan yang bergejolak secara organik karena luapan kekecewaan masyarakat yang tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga di beberapa daerah di Indonesia.

Keempat, BEM Se-UI mengecam keras segala bentuk tindakan represif dan intimidatif oleh aparat terhadap para demonstran di berbagai daerah.

Kelima, BEM se-UI juga mengecam segala bentuk kriminalisasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap para aktivis.

Keenam, BEM se-UI menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan dan dua orang mahasiswa di Kendari, Sulawesi Tenggara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI