Dia menyediakan dirinya demi bayi-bayi tersebut.
"Ketika saya menyusui mereka, itu efeknya menenangkan saya. Saya senang bisa membantu mereka."
Setelah kembali ke rumah, giliran dia menyusui putranya.
"Setelah sekitar dua jam, saya menyusui bayi laki-laki saya," ujar Firooza.
Dia menuliskan pengalamannya di media sosial dan mendesak ibu-ibu lain untuk pergi ke rumah sakit untuk menyusui bayi-bayi yang sering menangis.
Dia mengatakan sejumlah perempuan tergerak dan menyusui bayi-bayi malang itu.
Sehari setelah serangan, Firooza sudah mengunjungi rumah sakit sebanyak dua hari, yaitu hari Rabu (13/05) dan Kamis (14/05).
Dia mengatakan mungkin hal ini bisa terjadi lantaran suaminya sepenuhnya memberikan dorongan dan dukungan.
'Kejahatan perang'Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan hari Selasa (12/05), yang telah digambarkan oleh Human Rights Watch sebagai 'kejahatan perang'.
Baca Juga: Kisah Firooza Omar, Perempuan Berhijab Menyusui Bayi-bayi Korban Perang
Pemerintah Kabul telah memerintahkan militer untuk mencari pelaku serangan.
Kabul menjadi saksi melimpahnya kekerasan selama empat dekade terakhir akibat perang dan konflik.
Namun pembunuhan pada pekan ini terhadap sejumlah bu dan bayi mereka yang baru lahir akan diingat sebagai salah satu insiden terburuk.
Firooza mengatakan dia merasa tertekan dengan siklus kekerasan yang tampaknya tidak pernah berakhir di kota asalnya.
"Alih-alih dipeluk oleh ibu mereka, bayi-bayi ini berada di rumah sakit, diberi makan oleh orang asing," dia berkata.
Sebagai seorang psikiater yang terlatih, Firooza ingin memainkan peran proaktif dalam masyarakat untuk menyembuhkan luka dan rasa sakit yang diderita banyak keluarga Afghanistan.