Suara.com - Seorang wanita muslim bernama Aishah mengaku dilecehkan saat memesan minuman di kedai kopi Starbucks di Saint Paul, Amerika Serikat.
Menyadur CBS Minnesota, kolom nama di gelas Starbucks yang dipesan wanita berhijab itu dibubuhkan tulisan 'ISIS' oleh karyawan.
Aisah mengatakan, pegawai yang melayaninya membubuhkan tulisan 'ISIS' sebelum dirinya selesai memberi tahu siapa namanya.
Untuk diketahui, Starbucks memiliki tradisi membubuhkan nama pemesan di bagian samping gelas.
"Ketika saya pertama kali menerima minuman saya, saya kaget bahwa di zaman sekarang masih ada yang menulis hal-hal seperti ini," kata Aishah dikutip CBS Minnesota, Selasa (7/7/2020).
![Wanita muslim dilecehkan karyawan starbucks di mana gelas pesanannya ditulis 'ISIS'. [CBS Minnoseta/Cair.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/07/24875-pesan-minum-di-starbucks-gelas-wanita-berhijab-ditulis-isis.jpg)
Aishah sempat bertanya kepada pegawai Starbucks terkait tulisan 'ISIS' tersebut. Tapi pegawai itu berdalih tak mendengar jelas nama Aisah saat menulis di gelas.
Manajer Starbucks juga tak menghiraukan tuduhan aksi Islamophobia dan rasis itu dan justru membela sang karyawan.
“Saya merasa terhina. Saya merasa sangat marah," beber Aishah.
American-Islamic Relations (CAIR) cabang Minnesota belakangan mendesak agar pegawai itu segera dipecat. Starbucks juga diminta memberi pelatihan bagi karyawannya.
Baca Juga: Atlet Triatlon Korea Selatan Meninggal, Diduga Tak Kuat Dilecehkan
Juru bicara Target Store, gedung di mana kedai Starbucks itu beroperasi, telah memberikan pernyataan minta maaf terkait apa yang terjadi.
Namun, mereka menyebut bahwa tindakan pegawai Starbucks itu hanyalah ketidaksengajaan, dan bakal mendidik karyawannya lebih baik lagi.
Jaylani Hussein, Direktur Eksekutif CAIR Minnesota, menyebut bahwa alasan itu omong kosong, lantaran menganggap menuliskan kata 'ISIS' di gelas seseorang tak mungkin berupa ketidaksengajaan.
"Ini bukan kesalahan sederhana. Tidak ada yang akan menuliskan, misalnya 'KKK' pada cangkir minuman seseorang," kata Jaylani Hussein.