Dihantam Pandemi, Pemilik Senjata Api di AS Melonjak

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 20 Agustus 2020 | 12:41 WIB
Dihantam Pandemi, Pemilik Senjata Api di AS Melonjak
Ilustrasi senjata api. (Pixabay/sluh3rg)

Barbakoff mengatakan, kelas yang dia ajarkan disebut Force to Force, dan sangat populer akhir-akhir ini walau harga senjata dan peluru kini semakin mahal.

Harga senjata merek Glock yang tadinya sekitar $400-500 per unit, kini naik menjadi sekitar $700-750.

Di Florida, warga dapat membeli senjata secara legal tiga tahun sebelum batas umur untuk minum alkohol, tanpa memerlukan surat izin.

“Perkiraan saya sekitar 95% dari orang yang kini datang untuk membeli senjata adalah para pemula yang baru pertama kali memiliki senjata. Mereka melihat berita dan menyadari apa yang sedang terjadi di negara ini. Mereka khawatir dan mereka ingin agar bisa membeli diri, keluarga dan kepemilikan mereka lainnya,” kata Caruso.

Para pakar mengatakan melonjaknya pejualan senjata-api pada umumnya terjadi pada masa di mana keadaan dan situasi lingkungan serba tidak jelas.

Para pendukung regulasi senjata mengatakan bahwa melonjaknya penjualan kemungkinan besar akan menyebabkan penembakan tanpa disengaja.

“Pada kenyataannya, sangat kecil kemungkinan seseorang akan menggunakan senjata untuk membela diri atau keluarganya, angka statistiknya mungkin sekitar 0,2%. Sementara kemungkinan kita menggunakan senjata tersebut terhadap diri atau keluarga kita setelah senjata tersebut dibawa pulang ke rumah meningkat sebanyak 300-500%.

Namun di luar meningkatnya resiko, angka penjualan senjata dan peluru terus meningkat dan memecahkan rekor.

Sumber: VOA Indonesia

Baca Juga: Heboh Senpi untuk Sipil, Bamsoet Bantah: Cuma Dipakai Olahraga Menembak

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI