"Memang beredar isu-isu kok kalau ulama yang diserang, pelakunya dibilang orang gila, tapi kalau pelakunya dibilang teroris. Sabar, sabar, kita harus berbaik sangka karena banyak orang mau memadamkan cahaya Alquran, tapi yakini tidak ada yang mampu padamkan cahaya itu," kata dia.
"Bahkan dengan kejadian ini membuat saya lebih semangat lagi dalam melanjutkan dakwah, maka kemarin saya minta acara di Lampung jangan ditunda dan digeserkan sedikitpun," Syekh Ali Jaber dalam laporan Antara.
Usai peristiwa penikaman, dia tetap melanjutkan dakwah di masjid yang lain di Bandarlampung.
"Dan alhamdulillah hari ini saya bisa berkumpul di tempat ini," kata dia.
"Insya Allah siang nanti saya akan pulang ke Jakarta dan mendapat perhatian dari aparat keamanan bahkan kapolda Lampung sudah menemui saya dan wakapolri pun telah menelpon saya dan mengatakan akan usut tuntas kejadian ini untuk mengetahui siapa yang ada di belakang pelaku," kata dia.
Proses hukum
Penyidik sudah melakukan profiling terhadap Alpin Adrian (24), orang yang menusuk Syekh Ali Jaber.
Profiling merupakan salah satu pendekatan dalam penyelidikan kasus kejahatan dalam hal ini untuk menelusuri dugaan aksi Alpin ada kaitan dengan jaringan teroris.
"Yang pasti kami sudah berkoordinasi dengan satgas-satgas yang ada di sini. Memprofiling kira-kira ada kaitannya atau tidak. Nanti perkembangan pasti kami sampaikan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Bandar Lampung Komisaris Rezky Maulana seperti yang dilaporkan jurnalis Suara.com sebelumnya.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber : Tetap Berbaik Sangka, Umat Islam Jangan Terprovokasi
Sejauh ini polisi belum menemukan alat bukti yang mengarah pada keterlibatan jaringan teroris di belakang peristiwa penusukan terhadap Syekh Ali Jaber, kata juru bicara Kepolisian Daerah Lampung Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsya, beberapa waktu yang lalu.