Tuntut Reformasi Monarki, Puluhan Ribu Warga Thailand Gelar Aksi Protes

Minggu, 20 September 2020 | 20:26 WIB
Tuntut Reformasi Monarki, Puluhan Ribu Warga Thailand Gelar Aksi Protes
Ilustrasi demo (Shutterstock).

"Rakyat menginginkan raja yang melindungi demokrasi, bukan raja yang mengkhianati demokrasi rakyat." serunya.

Militer, yang menyatakan dirinya sebagai pembela monarki dan stabilitas nasional, telah melakukan beberapa tindakan keras berdarah terhadap pengunjuk rasa sejak berakhirnya monarki absolut pada tahun 1932 serta 13 kudeta yang berhasil.

Untuk diketahui, 19 September adalah hari peringatan kudeta terhadap perdana menteri populis saat itu Thaksin Shinawatra pada tahun 2006. Di antara para pengunjuk rasa adalah banyak veteran bentrokan satu dekade lalu.

"Saya di sini untuk memperjuangkan masa depan anak dan cucu saya. Saya berharap saat saya mati, mereka akan bebas," kata Tasawan Suebthai (68), mengenakan baju merah dengan jimat di lehernya yang diharapkan bisa menangkal peluru.

Protes terbaru sejauh ini berlangsung damai, tetapi lebih dari selusin pemimpin protes telah ditangkap dan dibebaskan dengan jaminan. Tidak ada yang dituntut berdasarkan undang-undang lese majeste yang ingin dibatalkan pengunjuk rasa.

Mereka juga berusaha untuk mengurangi kekuatan konstitusional raja dan kendali atas kekayaan istana dan unit tentara.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI