Kegiatannya di SMID dianggap mengancam Orde Baru. Andi Arief pun sempat jadi korban penculikan aktivis pada tahun Maret 1998. Namun ia dibebaskan beberapa bulan setelahnya.
Andi Arief juga pernah menulis buku berjudul Antonio Gramsci: Negara dan Hegemoni. Buku tersebut dirilis pada awal era reformasi yang ditulisnya bersama Nezar Patria.
Hubungan Andi dan SBY semakin dekat ketika ia dipercaya menjadi bagian dari tim pemenangan SBY-Jusuf Kalla dalam pemilu 2004. Setelah SBY menang, Andi pun mendapat sejumlah jabatan, seperti Komisaris PT Pos Indonesia (2006-2009) dan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (2009).
Terakhir, Andi Arief menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015.
Kontroversi Andi Arief
Ketika kariernya di puncak, Andi justru membuat kontroversi. Ia ditangkap polisi karena terlibat kasus narkoba, pada 3 Maret 2019.
Andi Arief ditangkap di sebuah hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat atas dugaan menggunakan sabu.
Politikus Partai Demokrat ini ditangkap beserta barang bukti yang diduga berupa alat untuk menggunakan sabu. Setelah penangkapan, Andi Arief menjalani tes urine. Hasilnya, Andi positif mengkonsumsi narkoba.
Kasus narkoba Andi Arief dihentikan. Kasus penyalahgunaan narkotika tersebut tak dilanjutkan ke tingkat penyidikan karena Andi masuk ke dalam kategori pengguna.
Baca Juga: Kritisi Pidato Jokowi di PBB, Andi: Kalau Kita Sedang Susah, Jelaskan Saja
Andi Arief mulai menjalani proses rehabilitasi kesehatan di Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Rabu (6/3/2019).