Keras! Azyumardi Arza Kritik Greg Fealy Berlebihan Padahal Tak Paham

Rabu, 07 Oktober 2020 | 20:39 WIB
Keras! Azyumardi Arza Kritik Greg Fealy Berlebihan Padahal Tak Paham
Cendekiawan muslim Azyumardi Azra. (Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr Azyumardi Azra angkat bicara, mengkritik tulisan Greag Fealy berjudul "Jokowi's Repressive Pluralism" yang terbit di East Asia Forum pada Minggu (27/9/2020) lalu.

Menurut Azyumardi Azra, apa yang disampaikan oleh Greg Fealy berlebihan. Eks Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menyoroti pernyataan Greg Fealy yang meletakkan HTI dan PKS dalam satu wadah yang sama.

"Azyumardi Azra menilai Greg Fealy berlebihan, misalnya meletakkan HTI dan PKS dalam 1 keranjang," ujarnya lewat akun Twitter @Prof_Azyumardi, Rabu (7/10/2020).

Lebih lanjut lagi, Azyumardi Azra juga menilai bahwa Greg Fealy tidak paham makna sebenarnya. Ia sekadar hanya berbicara saja.

"Greg Fealy tak paham, hanya ngebyah uyah," imbuh Azyumardi.

Cuitan Azyumardi Azra Kritik Tulisan Greg Fealy (Twitter/@Prof_Azyumardi).
Cuitan Azyumardi Azra Kritik Tulisan Greg Fealy (Twitter/@Prof_Azyumardi).

Cuitan Azyumardi Arya yang mengrkitisi artikel Greg Fealy mendapat berbagai respons dari warganet. Sejumlah warganet juga merasa bahwa artikel tersebut aneh. Mereka mengaku setuju dengan kritikan yang dilontarkan oleh Azyumardi.

"Setuju. Pas baca artikel itu rasanya agak aneh dan asing," kata @sau****.

Greg Fealy Sebut Pemerintahan Jokowi Represif Terhadap Kaum Islamis

Profesor Australian National University (ANU), Greg Fealy, menganggap pemerintahan Indonesia di bawah kepeimpinan Presiden Joko Widodo tak ramah keberagaman.

Baca Juga: Istana Minta DPR Tindaklanjuti Surpres Jokowi Soal 7 Nama Calon Anggota KY

Lewat tulisan yang terbit di East Asia Forum, Minggu (27/9/2020), Fealy menuding Jokowi telah melakukan kampanye penindasan sistematis terhadap kaum Islamis dalam empat tahun terakhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI