Pasukan Iran salah mengira jika pesawat itu sebagai rudal. Insiden itu terjadi pada saat hubungan Iran dan Amerika Serikat panas pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.
Pekan lalu, Iran mengatakan telah mengalokasikan 150.000 dolar (Rp 2,1 miliar) untuk keluarga yang ditinggalkan korban.
Ukraina juga sudah mendesak Iran untuk segera membayar kompensasi penuh kepada keluarga, tanpa menyebutkan jumlahnya.
Dikutip dari Associated Press, Sabtu (11/1/2020), militer Iran melalui keterangan resminya mengakui atas kekeliruan yang terjadi hingga menyebabkan 176 penumpang pesawat tewas.
Mereka menduga pesawat Ukraina tersebut sebagai target musuh lantaran terbang menuju ke pusat militer sensitif Garda Revolusi.
Terlebih, pesawat tersebut terbang hanya berselang beberapa jam setelah penembakan rudal oleh militer Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak. Sehingga, angkatan militer Iran masih dalam posisi 'kesiapan level tertinggi'.
Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines tersebut lepas landas dari Teheran, Iran menuju Kyiv, Ukraina.
Pesawat Ukraina mengangkut 167 penumpang dan 9 awak kabin. Mereka terdiri dari 82 warga berkebangsaan Iran, 63 warga Kanada dan 11 warga Ukraina. Selain itu ada 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris.
Baca Juga: Kapal Tanker Berbendera Korsel Ditahan Iran, Salah Satu WNI Jadi Awaknya