Suara.com - Dalam pidatonya, Joe Biden mengatakan demokrasi sangat berharga, tapi juga rapuh. Ia juga menyatakan bahwa AS sedang menghadapi saat yang penuh ujian dan harus siap menghadapinya.
Joe Biden dan Kamala Harris resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat, Rabu (20/01).
Berbeda dengan pelantikan presiden dan wakil presiden sebelumnya, pelantikan kali ini tidak dihadiri oleh massa untuk mencegah sebaran wabah virus corona.
Biden resmi menjabat pada saat AS mengalami kegelisahan nasional mendalam, karena dihantam krisis dalam empat dimensi, yakni pandemi, ekonomi, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan rasial.
Dia menjanjikan akan dilakukannya tindakan cepat, termasuk serangkaian perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat.
Dalam pidato pertamanya sebagai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyatakan bahwa "demokrasi telah menang".
Ia memuji peralihan kekuasaan secara damai, meskipun sempat terjadi kekerasan di Gedung Capitol awal bulan ini.
Sejumlah tokoh Partai Republik seperti Wakil Presiden Mike Pence dan para pemimpin kongres partai, menghadiri pelantikan Biden, bersama dengan mantan Presiden AS Barack Obama, George W. Bush, dan Bill Clinton.
Mereka yang hadir terlihat mengenakan masker di tengah pandemi corona yang masih melanda.
Baca Juga: Ketua DPR RI: Joe Biden Harus Berperan Percepat Pulihkan Ekonomi Global
Donald Trump tidak menghadiri pelantikan ini.
"Ini adalah hari Amerika. Ini adalah hari demokrasi. Hari bersejarah dan pengharapan, akan pembaruan dan penyelesaian," kata Biden, Rabu (20/01).
"Kita telah sampai sejauh ini. Masih banyak yang harus kita lakukan," ujar Biden.
Dia mencatat bahwa negara itu sedang menjalani saat-saat yang "menantang" ujarnya merujuk pada pandemi pandemi corona dan kemerosotan ekonomi.
Dalam pidatonya Biden juga menyatakan bahwa AS sedang menghadapi saat-saat yang penuh ujian dan harus menghadapi tantangan tersebut.
"Saya yakin kita bisa melakukannya," kata Biden.