Pasangan Biden, Kamala Harris, yang merupakan putri pasangan migran asal Jamaika dan India, menjadi perempuan kulit hitam pertama, dan keturunan Asia pertama yang menjabat sebagai wakil presiden setelah dia dilantik oleh Hakim Mahkamah Agung AS Sonia Sotomayor, yang merupakan orang keturunan Amerika latin pertama yag menjabat.
Setelah kampanye yang diwarnai tuduhan tidak berdasar dari Donald Trump atas kecurangan pemilu, Biden memberikan nada damai dalam pidatonya, meminta orang Amerika yang tidak memilihnya untuk juga memberinya kesempatan menjadi presiden.
"Untuk mengatasi tantangan ini untuk memulihkan jiwa dan mengamankan masa depan Amerika, butuhkan lebih dari sekadar kata-kata. Ini butuh hal yang paling sulit dipahami dari semua hal dalam demokrasi: persatuan," ujar Biden.
"Kita harus mengakhiri perang tidak beradab yang mempertentangkan warna merah dengan biru, pedesaan versus perkotaan, konservatif versus liberal. Kita bisa melakukan ini - jika kita membuka jiwa kita, alih-alih mengeraskan hati kita."
Pengamanan super ketat
Biden, 78, menjadi presiden AS tertua dalam sejarah pada upacara skala kecil di Washington yang sebagian besar dilucuti dari kemegahan dan keadaannya yang biasa, karena masalah virus dan keamanan setelah serangan 6 Januari di Capitol AS oleh para pendukung Donald Trump.
Joe Biden dilantik menjadi Presiden AS ke-46 pada hari Rabu dengan penjagaan ketat oleh 25.000 tentara.
Tempat inaugurasi pun dikosongkan dari penonton yang biasanya memadati ritual empat tahunan tersebut.
Tindakan pencegahan untuk mengamankan inaugurasi kepresidenan di Amerika Serikat belum pernah seketat ini.
Baca Juga: Ketua DPR RI: Joe Biden Harus Berperan Percepat Pulihkan Ekonomi Global
Petugas keamanan memagari sebagian besar pusat kota Washington D.C. guna memastikan bahwa Biden dan Wakil Presidennya Kamala Harris dapat dengan lancar mengambil sumpah jabatan mereka pada pukul 11:48 pagi waktu setempat.