"Negeri serba mudah dan makmur, apapun keinginan kita bisa tercapai. Untuk jadi ketua partai cukup dengan ngopi-ngopi dilanjutkan berkerumun, jadilah apa yang kita impikan," tulis warganet lainnya.
"Bagi yang bermoral dan punya etika, dia akan menghormati proses demokrasi yang ia ciptakan (parpol). Tergantung sah atau tidak ada proses, bukan malah asyik nyinyir membabi buta sampai lebaran kuda. Rumah milik pribadi, partai bukan, walau sama-sama punya ADRT. Beda," komentar warganet yang lain.
"Kalau pemilik rumahnya nggak neglawan, ikutin alur, ya wasalam," demikian tulis salah satu pengguna Twitter.
Pidato Perdana Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Versi KLB: Inilah Demokrasi

Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Moeldoko tiba di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.
Moeldoko tiba di lokasi diselenggarakannya KLB Partai Demokrat, pada Jumat (5/3/2021) sekitar pukul 21.30 WIB. Kehadirannya disambut sejumlah politikus dan kader yang ada di lokasi.
Moeldoko hadir untuk memberikan pidato politik pertamanya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
Moeldoko mengapresiasi terselenggaranya KLB dengan semangat demokrasi dan cita-cita luhur, mewujudkan kejayaan Partai Demokrat. Meski pun ada perbedaan pilihan namun tetap dalam satu kekuatan.
"Saya sangat menghargai perbedaan pendapat yang terjadi dalam KLB ini," ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah Tak Campuri Masalah Partai Demokrat, Ini Penjelasan Mahfud MD
"Inilah sebuah demokrasi. Saya sama sekali tidak punya kekuatan untuk memaksa saudara-saudara sekalian untuk memilih saya. Saya tida punya kekuatan untuk itu. Tapi semua lahir dari sebuah keyakinan, karena Alhamdulillah ini adalah sebuah kekuatan," cetusnya.