Faktanya, tidak ada sumber yang kredibel bahwa dunia sudah menyetujui Vaksin Nusantara. Kemudian, jurnal yang dijadikan landasan pengembangan vaksin Nusantara tersebut baru berupa hipotesa.
Jurnal tersebut berisikan hipotesa terhadap kemungkinan terdapat efektivitas melawan virus corona. Artinya, jurnal sama sekali tidak melaporkan hasil penelitian.
Sementara itu, peneliti vaksin sekaligur doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Adelaide Australia, dr. Ines Atmosukarto menjelaskan bahwa jurnal yang sudah dipublikasi bukan berarti valid sepenuhnya.
Ines menegaskan itu tidak bisa dijadikan alasan suatu jurnal terpublikasi sebagai validasi mutlak. Ia juga menyatakan bahwa jurnal yang dijadikan acuan pengembangan vaksin Nusantara tersebut bukan jurnal acuan untuk pelaporan penelitian vaksin.
"Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian," tegas dr. Ines dalam keterangannya.
Dilansir dari Klikdokter.com, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan Dendrintic Cell Vaccine sendiri dimanfaatkan untuk memicu respons imun terhadap sel kanker. Sel ini memiliki tugas terhadap respons imun adaptif dan berperan menjaga sistem kekebalan tubuh.
Terkait efektivitasnya untuk penanganan Covid-19 belum bisa dipastikan. Sejauh ini, baru sekedar hipotesa kemungkinan Dendrintic Cell Vaccine dapat menyembuhkan pasien terinfeksi virus corona.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka narasi yang menyebutkan jika vaksin Nusantara telah disetuji dunia dan Terawan menjadi penyelamat adalah hoaks.
Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta Kamis 22 Juli: Positif 7.058, Sembuh 10.624, Meninggal 173
Narasi itu masuk dalam kategori konten yang menyesatkan atau misleading content.