
Dengan direbutnya Kabul oleh Taliban, Zarifa Ghafari kini menyadari, dirinya berada dalam ambang kematian. Ia berusaha lari dari kantornya ketika Taliban menguasai ibu kota Afghanistan itu.
Dalam sela-sela pelariannya, penerima penghargaan International Woman of Courage dari Departemen Luar Negeri AS ini sempat menyebut rindu pada rumahnya.
“Itu adalah rumah sewa, tapi itu masih rumah saya, saya bekerja untuk itu. Saya memiliki kamar tidur, barang-barang saya di sana, boneka beruang saya. Saya memiliki segalanya di sana. Saya tidak yakin apakah saya bisa kembali bahkan sekali”.