Kendati demikian, Taliban sudah berjanji akan menerapkan pemerintahan yang lebih moderat.
Mereka juga berjanji memulihkan keamanan, dan memaafkan pihak yang memerangi mereka dalam 20 tahun sejak invasi pimpinan AS.
Namun, janji Taliban tetap ditanggapi skeptis oleh warga Afghanistan, bahkan dunia. Terlebih, kekhawatiran paling tinggi dialami kaum perempuan Afghanistan yang percaya akan kembali dikekang.
Amnesty International juga melaporkan hasil pengamatannya. Laporan ini berisi banyak bukti yang melemahkan klaim Taliban bahwa mereka telah berubah.
Kelompok hak asasi mengatakan bahwa para penelitinya berbicara dengan saksi mata di provinsi Ghazni.
Saksi mata menceritakan bagaimana Taliban membunuh sembilan pria etnis Hazara di desa Mundarakht, dari 5 Juli hingga 7 Juli.