Salip China, Australia Kini Menghasilkan Lebih Banyak Emas

Reza GunadhaABC Suara.Com
Kamis, 09 September 2021 | 17:23 WIB
Salip China, Australia Kini Menghasilkan Lebih Banyak Emas
Ilustrasi emas. (Pixabay/@stevebidmead)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Di tengah situasi dunia saat ini dengan COVID, dan berbagai masalah yang kita hadapi, permintaan akan emas dan perak melambung tinggi."

Perth Mint Gold Pour Image: Perusahaan terbesar di Australia yang memoles biji emas yang dilakukan dengan tangan, The Perth Mint. ABC News: Rachel Pupazzoni

Namun kadang situasi tidaklah selalu seperti itu.

Harga emas dunia turun ketika pandemi COVID-19 mulai pertama kali terjadi di awal tahun 2020.

"Reaksi dunia ketika itu sangat negatif, dengan harga emas dunia di bulan Maret 2020 turun 11 persen," kata direktur penelitian masalah komoditi tambang dan energi dari Commonwealth Bank Australia, Vivek Dhar.

"Ketika itu pasar mencari tempat yang aman, yakni membeli dolar Amerika Serikat," ujarnya.

Enam bulan kemudian harga emas mencapai titik tertinggi.

Sekarang harganya turun dan diperjualbelikan sekitar harga AS$1.800 per ons.

"Jadi jelas sudah naik antara 20 sampai 25 persen dibandingkan dua tahun lalu."

Baca Juga: Dampak PPKM Turunkan Penjualan Emas dan Nikel Antam

Faktor lain apa yang menyebabkan harga emas meningkat?

Faktor terbesar yang memengaruhi harga emas dunia saat ini adalah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat dan dolar AS yang melemah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI