Berlakukan perjanjian ANZUS
John Howard berada di Washington DC pada hari terjadinya serangan 9/11 dan mengaku melihat asap dari gedung Pentagon di dekatnya setelah pesawat ketiga yang dibajak menabraknya.
Kurang dari sebulan kemudian, Presiden AS George W. Bush mengumumkan serangan militer ke Afghanistan, setelah Taliban yang berkuasa di sana menolak untuk menyerahkan pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden.
Howard memberlakukan Perjanjian ANZUS, pertama kali dan satu-satunya dalam sejarah Australia, yang menyatakan, "Jika salah satu dari AS atau Australia diserang, maka yang satunya akan bertindak sebagai sekutu."
"Saya pikir ketika hal seperti ini terjadi, kita harus mendukung teman-teman kita. Itulah mengapa saya berpikir kenapa Australia harus membantu dan mendukung Amerika Serikat," tambahnya.
Bentuk dukungan ini berupa pengiriman lebih dari 26.000 tentara Australia ke 'perang melawan teror' selama 20 tahun, dengan 41 orang di antaranya kehilangan nyawa.
Osama bin Laden akhirnya dibunuh oleh pasukan AS pada 2011, Australia dan AS baru menarik penuh pasukannya pada bulan lalu.
Kini Taliban telah mengambil kembali kekuasaan atas Afghanistan.
John juga membantah jika intervensi militer pasukan sekutu di Afghanistan telah berkontribusi pada munculnya kelompok ekstrimis seperti ISIS.
"Ini bukan karena apa yang dilakukan di Afghanistan, tapi memang karena ideologi yang membenci apa yang kami perjuangkan," katanya.
Baca Juga: Anak Usia 12-15 Tahun Bakal Disuntik Vaksin COVID-19 di Australia
Namun seorang pakar menjelaskan kepada program Hack Triple J bahwa 'perang melawan teror' telah menjadi tempat berkembang biak ekstremisme.
“Faktanya, pendudukan militer dan kegiatan pembangunan yang terjadi di Afghanistan, di Irak, akhirnya memicu lebih banyak perlawanan dan lebih banyak pelaku teroris,” jelas Lydia Khalil, Peneliti di Lowy Institute.
John mengatakan mengirim pasukan ke medan perang bukanlah keputusan yang dia sesali.
Hal itu, katanya, menunjukkan komitmen Australia sebagai sekutu setia Amerika Serikat, sesuatu yang dia yakini masih dirasakan manfaatnya oleh generasi muda Australia.
"Saya pikir kita memiliki hubungan dengan negara paling kuat di dunia yang memberikan jaminan keamanan tertinggi," katanya.
Dia juga tidak mengesampingkan situasi serupa untuk Australia di masa depan.