Suara.com - Sehari setelah pertemuan dengan Jerman, Taliban juga dijadwalkan bertemu dengan perwakilan UE, Selasa (12/10). Kelompok militan yang kini memerintah Afghanistan itu menginginkan hubungan "positif" dengan kekuatan dunia.
Untuk pertama kalinya, delegasi dari Jerman bertemu dengan perwakilan Taliban di Doha, Qatar, Senin (11/10/21). Para pejabat yang ambil bagian dalam pertemuan itu adalah perwakilan khusus Jerman untuk Afganistan dan Pakistan, Jasper Wieck, dan Markus Potzel, duta besar yang ditunjuk Jerman untuk Afganistan.
Usai pertemuan, delegasi jerman menyebut pemerintahan Taliban – yang mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus silam - sebagai sebuah "realitas”.
Menurut sebuah pernyataan dari Kantor Kementerian Luar Negeri di Berlin, pertemuan delegasi Jerman dengan Taliban berfokus membahas "perjalanan keluar yang aman bagi warga Jerman dan warga Afganistan yang menjadi tanggung jawab Jerman serta penghormatan hak asasi manusia khususnya hak-hak perempuan dan isu-isu terkait keamanan lainnya.”
Pernyataan tersebut juga menyebut bahwa Taliban mengaku berkomitmen untuk melindungi diplomat asing dan organisasi bantuan kemanusiaan di Afganistan. Seorang juru bicara Taliban mengatakan pada bulan lalu, kelompok itu menginginkan "hubungan diplomatik yang kuat dan resmi dengan Jerman.”
Uni Eropa susul Jerman berkomunikasi dengan Taliban Setelah berbicara dengan delegasi Jerman, perwakilan Taliban diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Uni Eropa (UE) yang juga digelar di Doha, Qatar, Selasa (12/10).
"Besok kami akan bertemu dengan perwakilan Uni Eropa. Kami mengadakan pertemuan yang positif dengan perwakilan negara lain,” kata penjabat menteri luar negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi, Senin (11/02).
"Kami menginginkan hubungan positif dengan seluruh dunia. Kami percaya pada hubungan internasional yang seimbang. Kami meyakini hubungan yang seimbang semacam itu dapat menyelamatkan Afganistan dari ketidakstabilan,” tambahnya.
Juru bicara UE Nabila Massrali mengatakan, pembicaraan itu "adalah pertukaran informal di tingkat teknis, bukan pengakuan atas ‘pemerintahan sementara' Afganistan."
Baca Juga: Negara-Negara G20 Sepakat Beri Bantuan ke Afganistan Tanpa Mengakui Taliban
Utusan AS juga diperkirakan akan hadir dalam pembicaraan tersebut.