Jaksa KPK pun kembali mendalami. Siapa Aliza Gunado hingga akhirnya Taufik mengajukan anggaran DAK melalui Aliza.
"Di DPR, Aliza apa pekerjaannya?" kembali tanya Jaksa KPK.
Kemudian, saksi Taufik pun menyebut bahwa ia ketemu Aliza di DPR saat itu diketahuinya sebagai staf ahli dari anggota MPR. Ia, pun juga mengaku kembali sebagai orang kepercayaan Azis Syamsuddin. Saat menyerahkan anggaran proposal kepada Aliza. Kata, Taufik, menurut Aliza anggaran sebesar Rp300 miliar terlalu besar.
"Jadi dia minta tolong bikin proposal lagi yang besaran proposal sekitar Rp130-an Miliar," kata Taufik.
Hingga akhirnya, Taufik pun kembali pulang ke Lampung Tengah. Sekaligus, melaporkan kepada Bupati Mustafa bahwa dirinya telah bertemu orang kepercayaan Azis bernama Aliza Gunado.
Mendengar nama Aliza, Bupati Mustafa ternyata tak mengenal nama Aliza. Yang diketahui, Mustafa bahwa orang kepercayaan Azis, yakni Edi Sujarwo. Selanjutnya, Taufik pun akhirnya bertemu dengan Edi Sujarwo di sebuah rumah di Lampung Tengah. Edi Sujarwo menyebut memang Aliza Gunado adalah orang kepercayaan Azis.
"Pak Jarwo kasih tahu dia orang yang tepat. Seminggu kemudian pak Jarwo menghubungi dia bisa mempertemukan dengan pak Azis," kata Taufik.
Hingga akhirnya, pun Taufik bersama rombongan berangkat ke Jakarta pada 20 Juli 2017, dengan tujuan untuk bertemu dengan Azis Syamsuddin agar proposal pengurusan DAK Lampung Tengah bisa disetujui.
Kemudian, kata Taufik, ia diminta menyiapkan uang sebesar Rp 200 juta oleh Edi Sujarwo. Di mana, sebagai uang proposal tersebut.
Baca Juga: Di Sidang, Saksi Cerita Berikan Duit Rp 2 Miliar ke Orang Kepercayaan Azis Syamsuddin
"Pak Jarwo sudah pesan kami disuruh menyiapkan uang proposal besarannya Rp 200 juta," kata Taufik.
Uang itu, kata Taufik, sebesar Rp200 juta dimasukan kedalam kantong plastik hitam yang diserahkan kepada Edi Sujarwo setelah sampai di Jakarta. LEbih lanjut, Taufik pun beserta rombongan pejabat Lamteng menginap di sebuah hotel di Jakarta.
Hingga mala harinya, kata taufik, ia diajak oleh Edi Sujarwo untuk mendatangi sebuah cafe milik Azis bernama Vios Cafe. Di mana, kata Taufik, Cafe itu dikelola oleh adik dari Azis Syamsuddin.
"Yang kelola adiknya pak Azis namanya Vio. Sekitar jam 9 malam. Kata pak Jarwo mau bertemu pak Azis tapi ternyata sampai sana, kami lihat di TV ada siaran rapat anggaran DPR masalah APBD P. Pak Azis mewakili apa gitu, pak Azis waktu itu ketua banggar DPR," ucap Taufik.
Taufik mengira Azis tak akan datang menemuinyakarena rapar di DPR tersebut. Sehingga, Edi Sujarwo pun menemui Vio adik dari Azis dan memberikan uang Rp200 juta terkait proposal anggaran DAK tersebut.
"Terus pak Jarwo masuk ke dalam menemui Vio itu terus dia keluar. Kasih tahu ke saya, uang proposalnya telah diserahkan ke Vio," ucap Taufik.