Megawati dan Tutut Sama-sama Lahir 23 Januari, Simak Perbandingan Sepak Terjangnya di Dunia Politik

Senin, 24 Januari 2022 | 14:40 WIB
Megawati dan Tutut Sama-sama Lahir 23 Januari, Simak Perbandingan Sepak Terjangnya di Dunia Politik
Mega vs Tutut

Suara.com - Siapa yang tak kenal dengan Megawati Soekarnoputri dan Siti Hardiyanti Rukmana atau akrab dipanggi Tutut Seoharto. Keduanya sama-sama putri dari keluarga paling berpengaruh di perpolitikan Indonesia.

Megawati merupakan putri kedua dari penguasa Orde Lama, Soekarno. Sementara Tutut adalah putri sulung dari Presiden di masa Orde Baru, Soeharto.

Baik Mega maupun Tutut sama-sama mewarisi kecakapan politik sang ayah, yang lucunya keduanya lahir di tanggal yang sama, 23 Januari.

Lebih lanjut, berikut persamaan dan perbedaan Megawati dan Tutut dalam sepak terjangnya di dunia politik, antara lain:

Profil Singkat

Bernama Dyah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, Megawati merupakan putri dari presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Megawati lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Ia memiliki 10 saudara kandung.

Selisih dua tahun, Tutut Soeharto lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1949 dengan nama lengkap Siti Hardijanti Hastuti Indra Rukmana.

Beda Nasib Megawati dan Tutut di Orde Baru

Baca Juga: Pria Diduga ODGJ Terekam Sedang Salat, Aksinya Bikin Warganet Terenyuh: Jiwanya Terganggu Hatinya Tidak

Sama-sama anak Presiden, keduanya punya nasib berbeda di era Orde Baru. Tutut mengalami kemonceran politik di tahun-tahun ayahnya menjabat.

Pada tahun 1992, Tutut yang memang sudah dipersiapkan Soeharto muncul di depan publik sejak akhir 1980-an itu mulai aktif di Partai Golkar.

Siti Hardiati Rukmana alias Tutut (suara.com/Nikolaus Tolen)
Siti Hardiati Rukmana alias Tutut (suara.com/Nikolaus Tolen)

Tutut ditunjuk sebagai Ketua Koordinator Bidang (Korbid) Pemberdayaan Wanita DPP Partai Golkar. Pada tahun yang sama, ia menjabat jadi anggota MPR RI hingga tahun 1998.

Puncaknya, Tutut diangkat sebagai Menteri Sosial di Kabinet Pembangunan VII hanya dalam waktu dua bulan, 14 Maret hingga 21 Mei 1998. Pasalnya, Orde Baru lengser pada bulan yang sama.

Berbeda dengan Tutut yang moncer di Orde Baru, Megawati malah menjalani masa-masa sulit.

Peristiwa 30 September 1955 membuat pamor Soekarno turun itu juga melengserkan dari Orde Lama pada 27 Maret 1968. Hal ini juga berimbas pada Megawati sebagai perempuan dari trah Soekarno.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?