Kekhawatiran terbesar adalah jika Bamako menerjunkan mereka untuk operasi antiteror di kawasan timur.
Wagner Group banyak menyedot perhatian ketika terlibat membantu pemerintahan Bassar Assad dalam perang Suriah, atau kelompok pemberontak pro-Rusia dalam perang di Donbass, Ukraina.
Kedekatan perusahaan dengan penguasa di Kremlin memicu dugaan bahwa Wagner Group beroperasi di bawah koordinasi dengan penguasa di Rusia.
Kedatangan pasukan bayaran berlangsung seiring meningkatnya ketidakpuasan junta militer terhadap negara barat. Juru bicara militer Mali, Souleymane Dembele mengatakan, keberadaan pasukan Prancis dan Eropa gagal mengusir ancaman teror di barat Sahel.
Menurutnya, saat ini kelompok teroris malah semakin menyebar ke seluruh penjuru negeri. "Apa yang telah mereka berikan kepada kami?” tanyanya dalam sebuah konferensi pers di Bamako, Kamis (17/2).
"Mali tidak sendirian dan tidak akan pernah seorang diri. Prancis dan negara-negara Eropa bisa angkat kaki. Mari berikan waktu dan Anda bisa melihat apa yang akan terjadi.” rzn/as (ap,afp)
