Putin Siagakan Pasukan Nuklir, Rusia-Ukraina Siap Gelar Dialog Damai

Senin, 28 Februari 2022 | 15:44 WIB
Putin Siagakan Pasukan Nuklir, Rusia-Ukraina Siap Gelar Dialog Damai
DW

Suara.com - Presiden Vladimir Putin mengatakan pasukan pertahanan nuklir Rusia akan ditempatkan dalam "mode tempur khusus" menyusul "pernyataan agresif" oleh negara-negara NATO di tengah invasi ke Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (27/02) memerintahkan agar pasukan pertahanan nuklir Rusia disiagakan.

Langkah ini semakin meningkatkan ketegangan atas invasi yang dilakukan negara itu ke Ukraina.

"Saya memerintahkan menteri pertahanan dan kepala staf umum angkatan bersenjata Rusia untuk menempatkan pasukan pencegahan tentara Rusia ke dalam mode layanan tempur khusus," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.

Keputusan itu muncul setelah para pemimpin Barat menyetujui gelombang sanksi baru terhadap Moskow, termasuk membekukan aset pribadi Putin dan memotong beberapa akses bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Selain itu, Putin juga mengatakan adanya 'pernyataan agresif' dari negara-negara NATO dan sanksi yang meluas dari negara-negara Barat, yang disebutnya 'ilegal'.

Keraguan yang muncul tentang tatanan nuklir

Kepada DW, mantan perwira militer Rusia Konstantin Eggert mengatakan bahwa efek sebenarnya dari perintah Putin tersebut tidak segera jelas.

Dia "sulit memahami" apa yang dimaksud Putin ketika mengatakan pasukan nuklir berada dalam siaga yang lebih tinggi.

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina: Mengenang Alisa dan Polina, Dua Anak yang Tewas

"Ekspresi yang dia gunakan untuk menunjukkan beberapa keadaan siaga tinggi tidak ada dalam manual militer Rusia," kata Eggert.

Menurut Eggert, ada empat tingkat kewaspadaan di militer Rusia. Keempat tingkatan tersebut adalah: reguler, tinggi, ancaman perang, dan penuh atau lengkap.

"Kekuatan nuklir hampir selalu dalam siaga tinggi," kata Eggert.

Sementara pensiunan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) yang menjabat sebagai komandan pasukan Angkatan Darat AS di Eropa, Ben Hodges, mengatakan keputusan Putin hanya sekadar ancaman.

"Jika mereka harus membuat keputusan yang mengerikan untuk menggunakan senjata nuklir, tidak peduli seberapa besar atau kecil, itu akan merugikan (Putin) dan Rusia semuanya,” kata Hodges kepada DW.

Taktik jelang pertemuan

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI