Suara.com - Rencana mengurangi hari kerja menjadi empat hari seminggu mungkin terdengar menyenangkan dan akan mendapat dukungan luas, namun tak semua pihak di Canberra, ibu kota Australia, setuju.
Komite Tetap untuk Ekonomi dan Kesetaraan Gender (EGEE) pada dewan legislatif setempat kini menerima masukan masyarakat tentang penerapan hal ini di wilayah ibu kota Canberra (ACT).
"Dilaporkan bahwa pengurangan jam kerja dalam bentuk empat hari kerja seminggu, dapat membuat karyawan lebih bahagia dan lebih berkomitmen," kata EGEE dalam naskah pengantar yang dirilis pekan ini.
Dikatakan, keterlibatan karyawan yang tinggi dapat memiliki efek berlanjut, termasuk stres yang berkurang, penurunan cuti sakit, dan produktivitas yang meningkat.
Komite juga mencatat, empat hari kerja seminggu menggeser fokus perusahaan dan manajer, dari waktu yang dihabiskan oleh karyawan ke hasil yang telah mereka capai.
"Model kerja mingguan yang dikurangi harinya berorientasi pada hasil dan jumlah pekerjaan yang diselesaikan seorang karyawan. Bukan lagi pada berapa lama seorang karyawan menghabiskan waktu di kantor," katanya.
"Praktik kerja kontemporer telah beralih dari pencatatan kehadiran di tempat kerja berbasis waktu ke model yang lebih fokus pada hasil," demikian ditambahkan.
Penyelidikan oleh Komite mendapat dukungan dari Pemerintah ACT yang turut mengajukan usulannya sendir.
"
Baca Juga: Siapkah Australia Terapkan Sistem Kerja Empat Hari Seminggu?
Dalam usulan itu, Pemerintah ACT menyatakan berminat untuk menjajaki penerapan sistem empat hari kerja seminggu untuk pegawai negeri.
"
Pertimbangan yang disampaikan oleh Pemerintah ACT mengacu pada pengalaman dari para pegawai negeri di ACT (ACTPS), yang menunjukkan perubahan itu mengurangi stres.
"Kerja empat hari seminggu memberikan waktu luang kepada pegawai, mengurangi stres akibat pekerjaan yang berdampak pada meningkatnya kasus kecemasan dan depresi di masyarakat, kurang tidur, pola makan dan kebiasaan olahraga yang buruk serta kesehatan anak, kesejahteraan, dan perilaku," kata usulan dari Pemerintah ACT.
"Dalam Survei Pegawai ACTPS 2021, 30 persen responden mengaku mengalami stres tinggi dan sangat tinggi terkait pekerjaan. Separuhnya menyebut hal ini disebabkan oleh tekanan waktu (50 persen) dan berban pekerjaan (46 persen)," katanya.
Meskipun mengakui sistem empat hari kerja seminggu membutuhkan biaya dan sulit untuk diterapkan, pemerintah berspekulasi hal itu bisa menjadi daya tarik bagi karyawan.
BERITA TERKAIT
Hangat! Pertemuan Wali Nanggroe Aceh dan JK Usai Polemik Pulau Selesai
17 Juni 2025 | 23:05 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI