Perang di Ukraina Ingatkan Warga Aleppo pada Kekejian Rusia

Rabu, 16 Maret 2022 | 11:20 WIB
Perang di Ukraina Ingatkan Warga Aleppo pada Kekejian Rusia
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehancuran di Ukraina mendorong sebagian penyintas perang Suriah berkonfrontasi dengan trauma perang, ketika pasukan Bashar Assad dan Rusia merajam kota-kota pemberontak dengan rudal dan peluru.

Suatu hari di penghujung 2016, ketika milter Suriah mengepung paruh timur kota Aleppo beserta 270.000 penduduknya, Afraa Hashem mendadak disapa anak tertuanya, "mama, apa kita bisa makan ikan hari ini?,” tanya Wisam, 11 tahun, kendati tidak seorangpun anaknya suka makan ikan.

Afraa menyanggupi permintaan tersebut. Dalam situasi sulit, orang bahkan merindukan hal-hal yang tidak disukainya, pikir ibu tiga anak itu.

Tapi blokade kota yang menutup suplai makanan memaksa warga Aleppo memanfaatkan apa yang tersisa.

Hari itu, Afraa tidak punya ikan. Dia mengakalinya dengan membuat roti goreng yang dibumbui dengan ketumbar, bawang putih dan lada merah.

Bersama, mereka berpura-pura seakan sedang menyantap ikan. "Bukan cuma saya,” kata dia.

"Semua perempuan di Aleppo juga mencari berbagai cara serupa untuk bisa memberi makan anaknya”, tambah Afraa.

Selasa (15/3) menandakan 11 tahun perang saudara yang mengoyak Suriah dan menyisakan trauma berkepanjangan bagi penduduk sipil.

Afraa Hashem saat ini sudah hidup tenang bersama keluarganya sebagai pengungsi di Inggris.

Baca Juga: Kanselir Jerman dan Presiden Turki Desak Gencatan Senjata di Ukraina

Tapi pengalaman mereka menjadi peringatan bagi penduduk Ukraina yang juga mulai merasakan kekejian taktik militer Rusia yang diterapkan selama perang Suriah.

Neraka di Aleppo

Ketika perang saudara mulai berkecamuk, warga di timur kota Aleppo mengobarkan perang melawan pemerintah selama empat tahun.

Namun pengepungan selama enam bulan, yang dibarengi pemboman bertubi-tubi dan blokade total yang menciptakan bencana kelaparan, akhirnya memaksa penduduk untuk melarikan diri atau menyerah.

Pengepungan Aleppo termasuk salah satu yang paling brutal dalam sejarah. Sekolah dan rumah sakit sejak dini dijadikan sasaran serangan rudal.

Dalam beberapa pekan, kompleks pemukiman warga menjadi puing dan reruntuhan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI