Mengapa Jerman Memilih Jet Tempur Siluman F-35 Buatan AS?

Senin, 21 Maret 2022 | 11:29 WIB
Mengapa Jerman Memilih Jet Tempur Siluman F-35 Buatan AS?
DW

Angkatan udara Jerman tampaknya lega bisa mendapatkan pengganti pesawat Tornado.

Letnan Jenderal Ingo Gerhartz, prajurit tertinggi angkatan udara, mengatakan bahwa F-35 memang cocok, karena banyak militer di negara Eropa lain yang juga memilih pesawat tempur AS ini.

"Itu akan memperkuat kemampuan kami untuk bergabung dengan mereka dalam mengamankan wilayah udara NATO dan mempertahankan aliansi," katanya.

Memang Inggris, Italia, Belanda, dan, yang terbaru, Finlandia dan Swiss, juga telah menyatakan memilih F-35.

Dengan begitu, kerjasama pertahanan udara menjadi lebih mudah. Bagaimana dengan proyek pesawat tempur Eropa FCAS?

Hingga kini, hanya Prancis yang mengembangkan sistem pesawat tempurnya sendiri.

Prancis juga masuk dalam proyek pertahanan udara bersama Eropa, Future Combat Air System (FCAS) Bersama dengan Jerman dan Spanyol.

Proyek miliaran euro itu tadinya direncanakan untuk mengembangkan pesawat tempur jenis baru sampai 2040 dan menggantikan jet tempur Prancis Rafale dan jet tempur Jerman Eurofighter.

"Di Prancis, keputusan Jerman membuat banyak orang frustasi,” kata Paul Maurice, peneliti pertahanan dari French Institute of International Relations yang berkedudukan di Paris.

Baca Juga: Jerman Borong Puluhan Jet Tempur F-35, Siapkan Armada Pembawa Bom Nuklir?

"F-35 dilihat sebagai lambing dominasi AS di NATO. Setelah begitu banyak pidato dan makalah dan tekad tentang kemandirian dan otonomi pertahanan Eropa, kami sebenarnya berharap Jerman akan lebih fokus pada proyek bersama Eropa,” katanya kepada DW.

Dia melanjutkan, "Apakah Jerman masih membutuhkan FCAS? Apakah F-35 mungkin bukan hanya solusi transisi, tetapi solusi jangka panjang?"

Berlin buru-buru menekankan, F-35 hanya dimaksudkan sebagai pengganti pesawat Tornado.

Tadinya memang dipertimbangkan untuk mengganti Tornado dengan Eurofighter atau pesawat AS yang lebih tua, F-18.

Tapi prosedurnya terlalu rumit dan terlalu lama untuk memodifikasi model-model mampu membawa bom nuklir.

Menteri Pertahanan Christine Lambrecht mengatakan, masih ada cukup uang untuk mendorong FCAS lebih jauh.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

REKOMENDASI

TERKINI